28 C
Sidoarjo
Wednesday, January 15, 2025
spot_img

Jumlah Penduduk Miskin di Jatim Bulan September 2024 Alami Penurunan


Pemprov, Bhirawa
Jumlah penduduk miskin di Jawa Timur pada per September 2024 mencapai 3,893 juta orang. Dibandingkan Maret 2024, jumlah penduduk miskin menurun 0,089 juta orang.

Apabila dilihat dari persentase, data Badan Pusat Statistik provinsi Jawa Timur ini, maka persentase penduduk miskin pada September 2024 tercatat sebesar 9,56 persen, menurun 0,23 persen poin terhadap Maret 2024.

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur Zukipli menyampaikan adanya penurunan jumlah penduduk miskin tersebut merupakan prestasi tersendiri dimana capaian tentu terjadi banyak program sudah dilakukan semua pihak terlibat didalam penurunan angka kemiskinan.

Berdasarkan daerah tempat tinggal, Zulkipli mengatakan, pada periode Maret 2024-September 2024, jumlah penduduk miskin perkotaan turun sebesar 54 ribu orang, sedangkan di perdesaan turun sebesar 35 ribu orang.

Sedangkan persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 7,12 persen menjadi 6,83 persen. Sedangkan di perdesaan turun dari 13,30 persen menjadi 13,19 persen.Selama periode Maret 2013 – September 2024, disparitas kemiskinan antara perkotaan dan perdesaan di Jatim memiliki pola semakin menurun.

Berdasarkan wilayah perkotaan dan perdesaan, kemiskinan di Jatim pada September 2024 terhadap Maret 2024 terjadi penurunan di perkotaan sebesar 0,29 persen poin dan terjadi penurunan persentase kemiskinan di perdesaan sebesar 0,11 persen poin.

Zukipli juga memaparkan, ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan selama periode Maret 2024-September 2024.

Berita Terkait :  Pemkab Jombang Gelar Peringatan Harhubnas Tahun 2024

Antara lain faktor tersebut seperti faktor Inflasi September 2024 yang relatif terkendali sebesar 1,73% (y-on-y).Besarnya inflasi ini tentunya mempengaruhi garis kemiskinan di bulan September 2024.

“Kemudian, dari Maret-September 2024 terjadi deflasi sebesar 0,38% yang tergambarkan dari Indeks Harga Konsumen (IHK) Maret 2024 (106,61) terhadap IHK September 2024 (106,21),” katanya saat menyampaikan rilis di kantornya, Rabu 15/1).

Kemudian faktor ekonomi Jawa Timur tumbuh positif sebesar 4,90 persen pada Triwulan 3-2024 (y-on-y), faktor pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga tumbuh sebesar 5,08 persen pada Triwulan 3-2024 (y-on-y).

Faktor Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2024 sebesar 4,19%. Turun sebesar 0,69 poin persen dibandingkan TPT Agustus 2023 yang sebesar 4,88%. Dan faktor Nilai Tukar Petani (NTP) September 2024 sebesar 116,61, turun sebesar 2,09 persen dibandingkan NTP Maret 2024.

Selain itu, penyerahan bantuan sosial masyarakat juga turut mempengaruhi besarnya kesejahteraan yang ada di Jatim, berbagai program bantuan perlindungan sosial kepada masyarakat itu telah disalurkan Pemprov Jatim selama 2024.

“Sehingga dari hasil survei ekonomi nasional 2024 bahwa komposisi garis kemiskinan provinsi Jatim pada bukan September 2024 mengalami kenaikan sebesar 2,17 persen,” ungkapnya.

Ia juga menjelaskan juga selama Maret 2024 – September 2024, Garis Kemiskinan naik 2,17 persen yaitu dari Rp 536.122 per kapita per bulan (pada Maret 2024) menjadi Rp 547.751 per kapita per bulan (pada September 2024).

Berita Terkait :  Wali Kota Eri Cahyadi Prioritaskan Penyelesaian Banjir di 2025

“Peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan sebesar 776,08 persen,” katanya.

Ia juga menyampaikan beras masih memberi sumbangan terbesar terhadap garis kemiskinan, disusul rokok kretek filter, daging ayam ras, telur ayam ras, kue basah, gula pasir, Tempe, Tahu, dan seterusnya.

“Baik di perkotaan dan pedesaan juga memiliki pengaruh yang sangat besar,” imbuhnya.

Kemudian untuk komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada GK perkotaan dan perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, perlengkapan mandi, dan kesehatan.

“Baik di perkotaan dan pedesaan juga memiliki peranan yang cukup signifikan,” imbuhnya.

Zukipli juga menerangkan apabila rata rata jumlah rumah tangga miskin di Jatim sebanyak 4,27 orang maka dikonversikan ke garis kemiskinan per rumah tangga adalah sebesar Rp2.338.897,-/bulan, angka itu naik sebesar 2,89 persen dibanding kondisi Maret 2024 yang sebesar Rp2.273.157,-/bulan.

“Sehingga garis kemiskinan perkotaan Jatim pada bulan September 2024 sebesar Rp 565.284, sementara garis kemiskinan pedesaan sebesar Rp 525.955,” ujarnya.

Ia juga menambahkan, secara umum, pada periode September 2014-September 2024, tingkat kemiskinan di Jawa Timur mengalami penurunan, perkecualian pada Maret 2015, Maret 2020, September 2020, dan September 2022. Kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode Maret 2015 dipicu oleh kenaikan harga barang kebutuhan pokok sebagai akibat dari kenaikan harga bahan bakar minyak.

Berita Terkait :  KPU Kota Kediri Gelar Rekapitulasi Penghitungan Perolehan Suara Pilkada 2024

Sementara itu, kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode Maret 2020 dan September 2020 disebabkan oleh adanya pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia.

Kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode September 2022 terjadi setelah adanya kenaikan harga barang kebutuhan pokok sebagai akibat dari kenaikan harga bahan bakar minyak. [rac.gat]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img