Dindik Jatim, Bhirawa
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai meninjau korban kecelakaan bus yang tumpangi bus murid SMAN 1 Potong Sidoarjo, di Rumah Sakit Lawang Medika dan Rumah Sakit Saiful Anwar Malang, Minggu (2/1).
Dalam kunjungannya bersama Kabid SMA Dindik Jatim, Kepala Cabdindik Wilayah Surabaya-Sidoarjo, Sekretaris Dindik Jatim, dan Kepala SMAN 1 Porong, Aries menyampaikan keprihatinanya atas kejadian yang menimpa para 27 siswa, 2 guru dan 1 siswa meninggal dunia. Tak hanya itu, Kepala Dindik Jatim, Aries juga mengingatkan kembali agar sekolah mematuhi instruksi SOP kegiatan diluar sekolah.
“Kami dari Dinas Pendidikan turut prihatin dan berbelanwa sungkawa dengan apa yang terjadi. Semua takdir Allah. Tapi memang kita harus berhati-hati dalam membuat kegiatan diluar sekolah,” ujar Aries, Minggu.
Berdasarkan hasil kroscek yang dilakukan oleh pihaknya, didapati bahwa bus yang ditumpangi siswa tersebut merupakan kegiatan rekreasi siswa pribadi dan tidak mendapat ijin resmi dari Dindik Jawa Timur.
Padahal, usai kecelakaan yang dialami siswa SMPN 7 Mojokerto, Aries menginstruksikkan kepada kepala cabang Dinas Pendidikan dan kepala sekolah seluruh Jawa Timur agar berhati-hati dalam membuat kegiatan diluar lingkungan sekolah.
“Saya sudah menginstruksikan semenjak kejadian di SMPN 7 Mojokerto baik di grup kepala sekolah dan kacab agar semua sekolah sangat berhati-hati dalam memberikan ijin pelaksanaan kegiatan diluar sekolah termasuk kegiatan outing,” tegasnya.
Aries menambahkan dari hasil komunikasi dengan orangtua saat kunjungannya didapati bahwa kegiatan siswa tersebut dilakukan secara mandiri, dengan menggunakan fasilitas yan disepakati bersama. Sehingga melakukan perjalanan ke Malang dan terjadi kecelakaan.
“Kepala sekolah sudah menyampaikan ke siswa agar tidak melakukan kegiatan sementara waktu. Kepala sekolah se Jatim hati-hati betul. Mungkin siswa antusiasme tinggi. Sehingga menggunakan prosedur secara mandiri. Karena kalau tidak salah mereka ingin ada foto kenang-kenangan begitu,” jelasnya.
Aries juga menjelaskan prosedur resmi perijinan untuk kegiatan diluar lingkungan sekolah. Dikatakannya setiap ada kegiatan di sekolah, kepala sekolah harus minta ijin ke Dindik Jatim. Jadi dari sekolah melaporkan ke cabdin dan menyampaikan ke Dindik. Setelahnya baru keluar rekomendasi dari Dindik Jatim.
“Karena ada SOPnya. Mulai kendaraan yang digunakan, kelayakan, dan outputnya apa. Ini sudah jelas SOP nya. Supaya sekolah-sekolah tidak sembarangan menggelar kegiatan diluar kegiatan,” tegasnya.
Atas kejadian ini pun, pria yang juga menjabat Pj Wali Kota Batu ini langsung melaporkan kepada Gubernur Jawa Timur. Apa saja yang menjadi kewenangan yang membawahi SMA dan SMK.
“Tentunya kita lihat dan menunggu secara langsung hasil investigasi kepolisian,” pungkas dia.
Dalam kesempatan ini, Aries juga takziah dirumah siswa korban meninggal dunia, Nafiri Arimbi Maharani. Dalam kesempatan itu, Aries menyampaikan duka mendalam Kepada keluarga Nafiri Arimbi dan para siswa korban kecelakaan bus rombongan SMAN 1 Porong.
Sebagai informasi pada, Sabtu (1/2) rombongan bus Brimob yang membawa 31 siswa kelas XII 7 SMAN 1 Porong melaju menuju Malang. Saat melintas di Exit Tol Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, bus yang dikemudikan oleh Khoirul (60), seorang pensiunan PNS asal Ngoro, Mojokerto, menabrak besi baja pembatas jalan.
Akibat kecelakaan bus siswa SMAN 1 Porong, Khoirul mengalami luka parah pada kepala dan meninggal di tempat, sedangkan Nafiri Arimbi Maharani menjadi korban jiwa dari pihak siswa. Jenazah keduanya dievakuasi ke RSSA Malang sebelum dipulangkan ke rumah duka.
Sementara korban luka-luka dirujuk ke IGD RS Saiful Anwar, IGD Lawang Medika, IGD Prima Husada Singosari, Malang, RS Prima Husada Sukorejo, Pasuruan, RSUD dr. Sutomo Surabaya dan IGD RSUD Lawang Malang. [ina.why]