Emil Elestianto Dardak, Calon Wakil Gubernur Jatim nomor urut 2 saat ditemui di Surabaya, Sabtu (9/11/2024). foto: gegeh bagus setiadi/Bhirawa.
Surabaya, Bhirawa
Dalam lima tahun terakhir, Pemerintah Provinsi Jawa Timur di bawah kepemimpinan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak telah membuktikan komitmennya menjadikan Jatim sebagai provinsi maritim unggulan.
Salah satu langkah strategisnya adalah membangun sembilan dermaga baru di kawasan Madura dan sekitarnya. Program ini merupakan bagian dari Jatim Akses, salah satu pilar dalam visi Nawa Bhakti Satya.
Emil Dardak, yang saat ini kembali maju sebagai Cawagub Jatim, menegaskan bahwa konektivitas laut harus menjadi prioritas, sejajar dengan konektivitas darat yang selama ini digalakkan.
“Kita ingin Jawa Timur tidak hanya maju di daratan, tapi juga memanfaatkan potensi besar maritimnya. Pembangunan dermaga di Jangkar, Probolinggo, hingga optimalisasi pelabuhan di Banyuwangi adalah bagian dari upaya ini,” ujar Emil saat mejadi speaker dalam Diskusi Publik yang digelar Komunitas Teknokrat Sinergi Indonesia Maju (KOMITS) 08 Jawa Timur, Sabtu (9/11).
Pada kesempatan ini, Emil Dardak memahami betul diskusi kali ini yang bertajuk ‘Jawa Timur Maju Berprestasi Menuju Indonesia Emas 2045’ di Hotel Samator Novotel Surabaya.
Tak main-main, sembilan dermaga telah dibangun untuk mendukung konektivitas di wilayah kepulauan Jatim.
Dermaga-dermaga ini tersebar di lokasi strategis, mulai dari Gili Mandangin di Sampang, Bawean, hingga Dungkek di Sumenep.
Dermaga Dungkek, misalnya, dibangun untuk mengatasi keluhan warga yang selama ini harus menggiring ternak mereka berenang ke kapal karena ketiadaan dermaga. “Sekarang, pengangkutan ternak jauh lebih mudah dan aman,” kata Emil.
Tak hanya itu, dermaga di Masalembu, Kangean, dan Sapeken juga telah selesai dibangun, memperkuat jalur logistik dan transportasi antar pulau.
Untuk mendukung sektor pariwisata, dermaga di Gili Iyang dan Gili Ketapang turut dikembangkan. Gili Iyang bahkan mendapat perhatian khusus karena memiliki kadar oksigen tertinggi kedua di dunia, menjadikannya destinasi wisata kesehatan unggulan.
Pada kesempatan sama, Pakar maritim ITS, Prof. Dr. Daniel Muhammad Rosyid, menyebutkan bahwa Jawa Timur memiliki sekitar 200 pulau dengan potensi maritim yang luar biasa. Namun, tantangan besar masih membayangi, terutama dalam hal efisiensi logistik.
“Biaya logistik di Indonesia saat ini masih tinggi, mencapai 14% PDB. Untuk itu, Jatim perlu membangun sistem logistik provinsi yang terintegrasi dan ramah lingkungan,” ujarnya.
Emil Dardak pun sependapat. Ia menekankan pentingnya mendorong pengembangan pelabuhan seperti Pelabuhan Prigi untuk kapal muatan besar.
“Jika dipercaya kembali, kami akan terus fokus membangun infrastruktur maritim yang tidak hanya mendukung perdagangan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.
Dengan langkah-langkah ini, Jawa Timur kian mantap menyandang gelar provinsi maritim. Program yang dijalankan tidak hanya meningkatkan konektivitas, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru di sektor perikanan, pariwisata, dan perdagangan.
“Kami ingin Jawa Timur benar-benar menjadi poros maritim nasional, sesuai dengan potensi dan keunggulannya. Laut bukan lagi sekadar pemisah pulau, tapi penghubung yang menggerakkan ekonomi,” pungkas Emil. (geh.hel)