Surabaya, Bhirawa
Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur beri perhatian lebih pada seorang Guru PPKN SMKN 1 Kokop Bangkalan, Dewi Nurista Prismartini. Dewi merupakan istri Korban KRI Nanggala-402. Setiap harinya, Dewi terpaksa menempuh perjalanan sejauh 90 kilometer untuk mengajar.
Kondisi ini terungkap setelah Kepala Dindik Jatim, Aries Agung Paewai melakukan kunjungan kepada para insan pendidikan di seluruh wilayah Jatim beberapa waktu lalu, dalam rangkaian kegiatan Safari Ramadan Pendidikan.
Dalam kegiatan itu, diketahui bahwa ternyata, guru tersebut merupakan istri dari salah satu awak kapal selam KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan Bali pada Sabtu, 24 April 2021 silam.
Aries Agung Paewai menyebut pihaknya tengah mengupayakan agar guru tersebut dipindahkan ke sekolah yang lebih dekat dengan rumahnya. Hal ini bertujuan untuk memudahkannya dalam menjalankan tugas sebagai pendidik dan sekaligus merawat kedua anaknya.
“Saat ini sedang kami urus prosesnya supaya guru tersebut (mengajar, red) tidak jauh dari rumahnya, dan bisa memberikan pendidikan kepada anak-anak kita dengan lebih dekat lagi,” ujar Aries, Selasa (24/3).
Aries menambahkan, upaya pemindahan tersebut diharapkan dapat memberikan akses pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak di wilayah tersebut. Di samping itu, langkah ini juga sejalan dengan komitmen Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa untuk memberikan perhatian khusus kepada para keluarga korban insiden tenggelamnya kapal Nanggala-402 tersebut.
“Ini konsern Ibu Gubernur, dulu menyampaikan bahwa kalau ada anak dan keluarganya yang kebetulan korban dari TNI kita yang gugur di kapal selam Nanggala itu, supaya diperhatikan (pendidikan, red) sampai lulus,” ungkap Aries.
Sekadar informasi, tenggelamnya KRI Nanggala 402 menjadi duka mendalam bagi warga Jawa Timur. Pasalnya, dari total 53 orang prajurit yang berada di dalam kapal tersebut, 47 orang di antaranya merupakan warga Jawa Timur.
Mereka berasal dari Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, Bojonegoro, Lamongan, Bangkalan, Madiun, Probolinggo, Tulungagung, Nganjuk, Kediri, Tuban, dan Banyuwangi.
Safari Ramadan Pendidikan sendiri bukan sekadar kegiatan berbagi di bulan Ramadan, tetapi juga menjadi momentum untuk meningkatkan perhatian terhadap kesejahteraan guru secara berkelanjutan.
Kegiatan ini menjadi refleksi dan koreksi bagi Dindik Jatim untuk terus berupaya meningkatkan kesejahteraan para guru dan memastikan akses pendidikan yang layak bagi semua murid. [ina.wwn]