26 C
Sidoarjo
Thursday, November 21, 2024
spot_img

Janji Presiden Prabowo

“Kalau ikan menjadi busuk, busuknya mulai dari kepala.” Begitu kata Presiden ke-8 RI, Prabowo Subianto, mengutip pepatah, dalam pidato inaugurasinya di gedung parlemen, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 20 Oktober 2024. Orasinya disampaikan sesaat setelah mengucapkan sumpah setia sebagai Presiden RI masa bakti tahun 2024 – 2029. Presiden Prabowo, juga berjanji Indonesia akan segera swa-sembada pangan, dan mengurangi kemiskinan. Serta melanjutkan pemberantasan korupsi.

Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029, hasil pemilihan umum, telah mengucapkan sumpah, dan berjanji, di hadapan MPR. Pasangan Jenderal (purn) H. Prabowo Subianto dengan Gibran Rakabumingraka, telah dikukuhkan dalam Sidang Umum MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat). Sumpah dan janji, merupakan kewajiban konstitusi. Sesuai UUD pasal 9 ayat (1), pengucapan sumpah dan janji dilakukan oleh Presiden dan Wakil Presiden, tanpa panduan.

Dalam pidato pertamanya, Presiden Prabowo, mengharapkan seluruh jajarfan pejabat, tidak takut menghadapi kenyataan pahit. Termasuk data yang menunjukkan ke-tidak baikan. Misalnya, Prabowo mengakui, masih terlalu banyak kemiskinan. Masih banyak rakyat Indonesia yang belum menikmati hasil kemerdekaan. Terlalu banyak yang berada di bawah garis kemiskinan. Terlalu banyak anak-anak yang berangkat sekolah tidak sarapan. Juga terlalu banyak anak-anak tidak punya pakaian untuk ke sekolah.

Presiden meminta seluruh jajaran pejabat tidak mudah tersanjung dengan hasil statistik. Pemimpin seharusnya tak mudah bangga memperoleh pujian dari negara luar. Ironis, menurut Presiden Prabowo, pejabat tinggi yang bangga Indonesia diterima di kalangan G20. Bangga disebut ekonomi ke-16 terbesar di dunia. Namun sebenarnya tidak paham, dan tidak melihat gambaran yang utuh tentang keadaan umum. Masih terlalu banyak yang miskin.

Berita Terkait :  Kadin Terbelah (Lagi)?

Berbagai kebocoran anggaran, dan korupsi, harus diakui. Serta harus dipahami sangat membahayakan masa depan bangsa Indonesia. Maka setiap pimpinan wajib memberi teladan pemberantasan korupsi. Dengan menjalankan kepemimpinan pemerintahan sebersih-bersihnya. Seperti diungkapkan peribahasa tentang ikan yang membusuk. Selanjutnya harus diselesaikan dengan penegakan hukum.

Presiden Prabowo Subianto, mengajak semua pihak berani memperbaiki diri. Seperti dahulu para pendahulu, pahlawan, berjuang melawan penjajah. Lawan saat ini, adalah, korupsi, kemiskinan, dan keterbelakangan (ketertinggalan). Perbaikan kemakmuran rakyat, akan diwujudkan dalam Asta Cita (8 visi dan misi). Sebagai dokumen janji Paslon dalam Pilpres 2024, Asta Cita akan di-sah-kan sebagai Undang-Undang (UU) Tentang RPJM.

“Asta Cita,” berisikan tentang pengokohan ideologi hingga demokrasi. Ada juga problematika pemantapan sistem pertahanan negara dan mendorong kemandirian bangsa lewat swasembada pangan hingga ekonomi kreatif. Presiden Prabowo, berkeinginan secepatnya Indonesia mencapai swa-sembada. Selambat-lambatnya, harus sudah tercapai dalam 4 tahun mendatang. Terutama menambah luas areal tanam, intesifikasi pertanian, perbaikan alsintan (alat dan mesin pertanian). Kredit Usaha Tani (KUT) juga harus diperluas (dan dimudahkan).

Presiden bisa mewujudkan Asta Cita, karena memiliki kekuasaan sangat luas, dalam segala bidang. Sesuai konstitusi, Presiden memegang kepemimpinan pemerintahan tertinggi NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Sekaligus Panglima tertinggi Tentara Nasional Indonesia (TNI). UUD pasal 10 menyatakan, “Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.” Penggunaan maupun pembinaan kekuatan TNI, di bawah perintah Presiden. TNI juga bisa dilibatkan dalam swa-sembada pangan.

Berita Terkait :  Akselerasi Edukasi dan Sosialisasi Penggunaan Susu Ikan

Kepemimpinan nasional saat ini, akan menghadapi suasana tidak mudah dalam perekonomian global yang lesu. Terutama dampak perang, dan dampaknya bisa memicu (dan terorisme) trans-nasional. Juga berbagai “gertakan” demokratisasi dalam negeri. Begitu pula problem sumberdaya manusia, dan “daftar invetarisasi masalah” domestik, tak kalah serius, wajib dikerjakan bersama.

——— 000 ———

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img