27.3 C
Sidoarjo
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Isu Bias Gender dalam Lagu “Tertawan Hati – Awdela”

Rani Ochta Permatasari
Oleh:
Rani Ochta Permatasari
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Lagu adalah salah satu bentuk seni yang kuat dalam mengungkapkan perasaan dan menghubungkan dengan emosi manusia. Salah satu lagu yang menarik untuk dianalisis dari perspektif psikologis adalah “Tertawan Hati” yang dinyanyikan oleh Awdella. Lagu ini tidak hanya menarik secara musikal, tetapi juga menyajikan tema-tema psikologis yang mendalam. Dalam artikel ini, kita akan menggali makna-makna bias gender yang terkandung dalam lirik lagu ini dan mengapa lagu ini memiliki daya tarik bagi pendengarnya.

Konstruksi dalam sistem kehidupan membawa manusia pada sebuah realita yang tak dapat ditentang. Sebuah klasifikasi sejak zaman nenek moyang bagi kaum laki-laki dan perempuan, menjadi satu konstruksi yang terus berkembang hingga abad ke-21 kini. Perbedaan tersebut kemudian mendukung lahirnya sistem bias gender dalam bermasyarakat. Bias gender adalah kecenderungan atau prasangka terhadap jenis kelamin tertentu yang mengakibatkan ketidakadilan gender. Sebuah sistem ketidakadilan dalam memandang salah satu gender baik laki-laki maupun perempuan yang kemudian dikaitkan dengan konsepsi tertentu. Bias gender berkembang menjadi sebuah konstruksi kuat yang terus didistribusikan bahkan melalui perantara industri musik dan dunia hiburan.

Salah satu penyanyi muda kebanggaan Indonesia, Awdella, pada lagunya yang berjudul “Tertawan Hati”, tak dapat dipungkiri membawa sebuah isu bias gender yang cukup kuat dan kentara. Lagu ini merupakan hasil kolaborasi Awdella dibantu oleh Audree Dewangga, David Elsandro dan Yotari Kezia.. Lagu ini mengisahkan tentang toxic relationship karena akan relate dengan makna dari lirik yang ada di lagu ini. Isu bias gender pada lagu “Tertawan Hati” ini merepresentasikan suatu hubungan dimana sosok perempuan yang merasa sudah tidak bisa bertahan dan sudah merasa disakiti oleh laki-laki namun ia tiak bisa meninggalkan laki-laki itu. Pada lagu ini wanita menjadi sosok yang bergantung pada pria tak memandang bagaimana kondisi hubungan mereka, sakit hati, sedih dan rasa lelah pun tidak bisa membuat wanita meninggalkan pria. Wanita memilih untuk bertahan alam kesedihan dan kekecewaan demi tetap bersama seorang laki-laki. Lagu ini juga mengambarkan jika seorang wanita takut sendirian.

Dilansir dari sumber Lirik Kapanlagi, berikut lirik lagu Awdela “Tertawan Hati” :
Hooo
Hooo
Sudah kucoba sepenuh hati
Untuk menjadi malaikat
Menepikan perasaan runtuhkan egoku
Namun sayapku remuk
Bila kutanya pada diriku
Mengapa aku bertahan
Menerima keadaan yang tak baik saja
Memaksakan segalanya
Sakit tak sanggup
Sadarkah kita terlalu hancur
Hilang habis tak bersisa
Tapi tak mampu kumenyerah
Tertawan hati

Hooo
Hooo
Tak mau kehilangan
Tapi lelah berjuang
Bukankah rumah tempatku bersandar
Sendiri ku tak bisa
Bersama kutersiksa
Ini kenyataannya kita tak baik saja
Sakit tak sanggup
Sadarkah kita terlalu hancur
Hilang habis tak bersisa
Tapi tak mampu kumenyerah
Tertawan hati
Ho
Oh kita terlalu hancur
Hilang habis tak bersisa
Tapi tak mampu kumenyerah ho
Tak mampu kumenyerah
Tertawan hati

Adapun beberapa pesan atau isu bias gender yang terepresentasikan dalam bait-bait lagu tersebut ialah :
Tak mau kehilangan
Tapi lelah berjuang
Bukankah rumah tempatku bersandar

Pada bait ini sang wanita menyatakan bahwa pasangannya adalah rumah untuk tempat pulang, namun ia tidak bisa bersandar. Bait ini bermakna jika laki-laki yang sedang bersamanya tidak bisa dijadikan tempat pulang, tidak bisa dijaikan tempat melepas lelah dan bercerita. Rumah yang dimaksud seharusnya menjadi tempat yang nyaman, bukan menjadi tempat yang terasa sesak dan menyedihkan. Ia pun hampir lelah berjuang namun lagi-lagi ia tidak bisa merasakan kehilangan laki-laki itu.
Sudah kucoba sepenuh hati
Untuk menjadi malaikat
Menepikan perasaan runtuhkan egoku
Namun sayapku remuk

Pada awal lagu ini kita sudah disuguhkan bahwa wanita sampai berjuang menjadi seorang malaikat, yang sempurna pada segi apapun. Wanita juga menepikan perasaan dan egonya namun, ia malah menomor satukan laki-laki didalam hidupnya. Sehingga menjadi malaikat pun tak berguna baginya. Sayap – sayapnya diartikan sebagai harapan yang remuk. Sebuah perjuangan yang tidak mendapatkan timbal balik yang setimpal.
Sendiri ku tak bisa
Bersama kutersiksa
Ini kenyataannya kita tak baik saja
Cinta memang tak bisa dipaksakan. Namun dialam lagu ini cinta yang memaksa untuk bersama. Wanita paham jika hubungannya tidak baik – baik saja tetapi jika ia sendiri itu juga nyata tersiksa. Menjadi wanita sangat sulit dihadapkan dengan pribadi yang lemah dan menyedihkan.
Sakit tak sanggup
Sadarkah kita terlalu hancur
Hilang habis tak bersisa
Tapi tak mampu kumenyerah

Pada bait ini sudah jelas bagaimana keadaan mental dan fisik seorang wanita yang menjalani kehidupan asmara yang sangat tragis. Ia paham betul bagaimana sakitnya menjadi tiang utama pada suatu hubungan tanpa bantuan dari pasangan laki – lakinya. Hubungan mereka hacur tak tersisa tapi lagi dan lagi seorang wanita memilih untuk tetap bersama dan tidak menyerah.
Bila kutanya pada diriku
Mengapa aku bertahan
Menerima keadaan yang tak baik saja
Memaksakan segalanya

Wanita yang menjadi tokoh utama pada hubungan ini juga sampai bertanya pada dirinya sendiri, ia merasa aneh dan merasa tidak percaya. Bagaimana ia diperlakukan tidak adil namun tetap memilih untuk bertahan. Ia menerima segala keadaan yang ada dihubungannya dan malah cenderung memaksakan dan menerima hal itu.

Lirik-lirik lagu “Tertawan Hati” menggambarkan perjalanan seseorang dalam proses penyembuhan dan kesembuhan emosional. Lagu ini mencerminkan pengalaman manusia yang umum dalam menghadapi luka dan kesedihan. Dalam psikologi, penyembuhan emosional adalah proses penting dalam mengatasi rasa sakit dan mencapai keseimbangan emosional yang sehat. Lagu ini mengajak pendengarnya untuk merenung tentang perjalanan menuju penyembuhan dan kesembuhan diri.

Lagu “Tertawan Hati” yang dinyanyikan oleh Awdella bukan hanya sebuah lagu yang enak didengar, tetapi juga membawa makna-makna psikologis yang dalam. Melalui lirik-liriknya yang menggambarkan penyembuhan emosional, pembebasan, pencarian jati diri, keberanian, transformasi, dan pertumbuhan pribadi, lagu ini membangkitkan refleksi dan pemahaman tentang perjalanan manusia dalam mengatasi luka, menemukan diri sendiri, dan tumbuh sebagai individu yang lebih kuat. “Tertawan Hati” mengajak pendengarnya untuk menjalani hidup dengan keberanian, kesadaran diri, dan kebebasan emosional.

Dengan ini, nyatanya lagu dengan isu bias gender terhadap wanita tak hanya muncul dari lagu-lagu milik musisi pria, akan tetapi dapat juga terepresentasikan secara kuat pada lagu-lagu musisi wanita, salah satunya pada lagu populer “Tertawan Hati” yang dinyanyikan oleh Awdela. Adanya isu bias gender dalam lagu-lagu bahkan yang dipopulerkan oleh musisi wanita ini juga menandakan masih kentalnya budaya bias gender di masyarakat, utamanya dalam industri musik. Menjadi sebuah pertanyaan besar yang berujung pada ironi, ketika sebuah isu ketidakadilan gender bagi wanita, nyatanya justru secara masif dapat tersiar dan populer melalui salah seorang musisi wanita kebanggaan Indonesia yang juga mendulang banyak prestasi dalam karirnya.

Hal ini turut menjadi salah satu penyebab bias gender terus dapat melanggengkan diri dalam sistem dan kehidupan masyarakat. Namun tak dapat dipungkiri, industri media dan musik tentu telah memiliki sistem tersendiri di dalamnya, yang tanpa disadari memang terkadang justru isu semacam bias gender amat lekat membersamai. Maka dari itu, sebagai penikmat industri, kita wajib bijak dalam bersikap dan memiliki wawasan keilmuan yang luas sebagai tameng di tengah derasnya agenda masif industri. [*]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img