28 C
Sidoarjo
Wednesday, February 5, 2025
spot_img

IPLT Moyoketen Berfungsi Lagi, Warga Tetap Lakukan Penolakan

Tulungagung, Bhirawa.
Setelah sempat tidak beroperasi sejak tahun 2016, Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Moyoketen kembali difungsikan lagi, Rabu (5/2). Pengoperasian kembali IPLT satu-satunya di Tulungagung ini ditinjau Sekda Tulungagung, Tri Hariadi.

”Setelah kita lihat bersama pengolahan di IPLT tidak seperti bayangan saya yang warnanya kuning, tetapi hitam karena sudah mengandung lumpur. Baunya tidak menyengat, bahkan hampir tidak berbau karena sudah lama di septic tank,” ujar Tri Hariadi usai melakukan peninjauan.

Menurut Tri Hariadi, pengolahan lumpur tinja di IPLT Moyoketen sudah memenuhi berbagai aspek, termasuk dari segi kesehatan. Dari pemisahan air dan yang padat, serta air di bagian akhir yang akan dibuang ke sungai sudah pula memenihi standart dari Dinas Kesehatan.

”Di penampungan akhir ada ikan yang membuktikan airnya normal. Selain juga nanti ada enceng gondok yang akan mengikat bakteri ecoli. Saat ini memang belum ada enceng gondoknya, ini sedang diusahakan,” paparnya.

Soal masih adanya penolakan dari warga sekitar atas berfungsinya kembali IPLT Moyoketen, Sekda Tri Hariadi menyatakan hal itu sebagai masukan pada Pemkab Tulungagung.

”Kami meresponnya. Kami jalan, masyarakat juga nyaman. Momen saat ini menjadi salah satu catatan di sisi lain mengurangi limbah tinja yang secara liar dibuang di sungai atau tempat lainnya,” tuturnya.

Rencananya, dalam pengoperasian kembali IPLT Moyoketen, hanya akan melayani maksimal enam truk tangki yang masing-masing berkapasitas tiga kubik saja per hari. Dan waktu operasionalnya pun dibatasi hanya lima hari kerja. Hari Sabtu dan Minggu tidak beroperasi.

Berita Terkait :  Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat, Memajukan Daerah, Menjadi Tema Pertama Debat Calon Bupati Tuban

Sebelumnya, Mulyono, salah seorang warga sekitar IPLT Moyoketen saat beraudiensi dengan Sekda Tri Hariadi terang-terangan menyatakan jika warga sekitar masih belum menerima jika IPLT Moyoketen beroperasi kembali. ”Intinya kami masih menolak,” katanya.

Namun demikian, ia mempersilakan jika Pemkab Tulungagung kembali mengoperasikan IPLT Moyoketen. Meski sempat pula mengancam akan melakukan aksi unjuk rasa jika pengoperasian kembali IPLT Moyoketen kemudian menimbulkan bau. ”Kami pun nanti akan minta sampel air akhir untuk dibawa ke Sucofindo,” tandasnya.

Mulyono menceritakan pada tahun 2016 lalu, warga sekitar IPLT Moyoketen melakukan protes karena bau yang ditimbulkan saat pengolahan lumpur tinja. ”Saat itu bak kolam penuh. Dan setiap setelah subuh baunya menyengat,” bebernya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tulungagung, Anang Pratistianto mengatakan, proses pengolahan lumpur tinja di IPLT Moyoketen saat ini berbeda dengan saat sembilan tahun lalu.

”Sudah dilakukan penyempurnaan. Kami berharap apa yang dikhawatirkan warga tidak terjadi lagi. Dan memang proses seperti sekarang di IPLT yang sama di daerah lain tidak menimbulkan bau,” katanya.

Pengoperasian kembali IPLT Moyoketen, sambung Anang, akan menyumbang pada pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Tulungagung. Ini karena per satu kubik lumpur yang diolah dikenai tarif Rp150 ribu. [wed.fen]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru