Surabaya, Bhirawa.
Pameran dan forum internasional INDO LIVESTOCK 2025 menjadi wujud komitmen dalam mendukung kemajuan sektor peternakan, pakan ternak, pengolahan susu, pertanian, kesehatan hewan dan perikanan di Indonesia. Kegiatan yang digelar di Grand City Convex, Surabaya, 2-4 Juli 2025 ini diikuti 300 peserta pameran dari 15 negara termasuk di dalamnya ada 5 negara Paviliun antara lain ada China, Korea, Taiwan, Eropa dan Denmark.
Assistant Project Director PT Napindo Media Asthama, Lisa Rusli mengungkapkan dalam pameran ini akan menampilkan inovasi teknologi modern dan peluang kerja sama bisnis di seluruh bidang terkait baik bagi para industri, asosiasi, profesional akademisi hingga ke pemerintahan.
“Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas dukungan penuh dari 40 kementerian dan lembaga pemerintah, asosiasi dan akademisi yang telah menjadi pilar utama dalam penyelenggaraan kegiatan ini. Dan secara khusus kami mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pertanian, Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia serta berbagai kementerian dan asosiasi terkemuka lainnya,” terangnya, Rabu (2/7).
Lisa menambahkan di sektor ini atas kontribusi dan kolaborasi yang telah terjalin selama tiga hari ke depan beragam, akan ada program yang kami jadwalkan termasuk diantaranya ada teknikal produk, presentasi dengan 28 jadwal presentasi yang akan disampaikan oleh seluruh peserta pameran.
“Kami berharap kegiatan ini menjadi ajang strategis bagi seluruh pihak untuk bertukar informasi menjalin kemitraan dan bersama-sama berkontribusi dalam memajukan industri peternakan dan perikanan di Indonesia sehingga tercapai kerjasama yang adil berkelanjutan saling membutuhkan saling menguntungkan dan saling memperkuat antar pelaku usaha,” tegas Lisa.
Sementara mewakili Gubernur Jawa Timur, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Dr. Ir. Indyah Aryani, MM membuka secara resmi pelaksanaan INDO LIVESTOCK2025 Expo dan forum yang di dalamnya ada INDOVET, INDOFEED, INDO DIARY, INDO FISHERIES, INDO AGROTECH dan SDTI ini adalah sebuah kegiatan strategis yang telah menjadi tonggak penting dalam pengembangan industri di tanah air.
“Jawa Timur mengapresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras mempersiapkan kegiatan ini terutama ditempatkan di Surabaya serta kepada para peserta dan mitra industri dan juga sponsor yang telah mendukung terselenggaranya forum ini,” paparnya.
Menurut Indyah Aryani kehadiran peserta menunjukkan komitmen bersama dalam memajukan sektor peternakan pertanian perikanan dan kesehatan hewan yang memiliki potensi besar namun juga tantangan yang sangat kompleks pada saat dan.
“Jawa Timur sebagai salah satu provinsi dengan kontribusi peternakan terbesar memiliki tanggung jawab strategis dalam mendukung ketahanan pangan nasional, khususnya protein hewani dan juga padi. Jawa Timur sebagai sentra pelaksanaan pembangunan peternakan nasional mengingat Jawa Timur merupakan provinsi atau bisnis yang memiliki potensi peternakan pertanian dan Perikanan yang cukup besar dan merupakan lumbung pangan nasional,” tegasnya.
Selain itu, Jawa Timur juga sebagai gudang ternak nasional karena memiliki populasi ternak baik untuk sapi potong, sapi perah kambing, domba, ayam petelur dan ayam pedaging memiliki kontribusi yang cukup besar untuk Indonesia. “Ekosistem peternakan di Jawa Timur didukung oleh struktur usaha yang beragam mulai dari peternak rakyat koperasi UMKM hingga perusahaan yang berskala besar. Kita juga menyadari bahwa sektor peternakan terutama secara nasional termasuk di Jawa Timur pasti menghadapi beberapa tantangan antara lain adalah tingkat efisiensi produksi yang masih bervariasi, ketergantungan kita terhadap bahan pakan impor juga masih cukup tinggi,” ujarnya.
Menurut Direktur Hilirisasi Hasil Peternakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian, Dr. drh. Makmun, M.Sc, berdasarkan data BPS yang diolah oleh Kementerian Pertanian, kinerja ekspor komoditas peternakan periode tahun 2024 tercatat senilai 1,354 miliar USD atau setara 22 triliun.
“Dengan peningkatan volume ekspor dari 489,7 ribu ton meningkat sebesar 4,16 persen dibanding periode tahun 2023 yaitu 470 ribu ton. Khusus ekspor unggas di tahun 2024, Indonesia telah mencatatkan nilai ekspor senilai 16,8 juta USD atau setara dengan 277,2 miliar meningkat 145 persen dibanding tahun 2023. Dan Alhamdulillah produksi unggas kita itu nomor 4 di dunia,” terangnya.[riq.ca]


