Kepala SDN 5 Dawuhan, Kecamatan Situbondo, Ummul Kamilah, SPd, MPd, saat memaparkan inovasi Si Dama Beraksi dihadapan siswa. [sawawi]
Situbondo, Bhirawa.
Tingkatkan Sumber Daya Manusia (SDN) yang berkualitas dan berdaya saing, di SD Negeri 5 Dawuhan kini diharapkan pada kondisi minimnya buku bacaan fiksi dan kurangnya ruang perpustakaan. Pun demikian SDN 5 Dawuhan tidak pernah minder untuk mengikuti lomba seleksi inovasi yang diadakan Pemkab Situbondo, melalui Bapperida Kabupaten Situbondo pada tahun 2025 ini.
Kepala SDN 5 Dawuhan, Kecamatan Situbondo, Ummul Kamilah, SPd, MPd, mengatakan, untuk meraih juara lomba inovasi tahun ini, pihaknya membuat inovasi bernama Si Dama Beraksi (Satu Instruksi Dawuhan Maju Bermanfaat Bagi Seluruh Insan). Nah, imbuh Kamila, untuk mendukung inovasi tersebut ia memiliki sejumlah kegiatan unggulan yang mendukung.
“Kami dihadapkan pada beberapa masalah, diantaranya literasi masih minim, kami bersama seluruh peserta didik tetap percaya diri dalam meraih lomba inovasi ini,” tegas Ummul Kamilah, Kamis (24/7).
Menjawab permasalahan tersebut, Ummul Kamilah yakin dan optimis, Inovasi Si Dama Beraksi (Satu Instruksi Dawuhan Maju Bermanfaat Bagi Seluruh Insan) menjadi solusi terbarukan dalam mengembangkan literasi peserta didik. Si Dama Beraksi juga berarti Satu Instruksi Literasi yang dilambangkan dengan 10 jari tangan kita.
Apa makna 10 jari tersebut ? Untuk menjawab itu Kamila mengaku melakukan sejumlah tahapan penting diantaranya, sambut siswa dengan 5S dan 4 bahasa ( Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Arab, dan Bahasa Madura). Inovasi ini mendukung keterampilan berbicara, menambah kosa kata, berani berkomunikasi dan daya ingat peserta didik. “Kemampuan Bahasa yang digunakan sesuai dengan karakteristik peserta didik,” ungkap Kamilah.
Selanjutnya, sebut dia, melakukan Literasi Alam. Inovasi ini berada di halaman sekolah dan dilakukan oleh semua peserta didik dengan tujuan untuk menambah wawasan literasi baik fiksi maupun non fiksi, kemampuan terasah serta sebagai hiburan. “Untuk kelas 1 yang belum bisa membaca sebagai salah satu fasilitas untuk belajar membaca yang didampingi oleh pendidik,” aku Kamilah.
Program selanjut, tambah Kamilah, SDN 5 Dawuhan membuat program Murajaah Juz 30. Inovasi ini diikuti oleh peserta didik dari kelas 1-6. Murajaah ini dilakukan sebelum bel masuk kelas dan setelah masuk kelas. Sebelum masuk kelas menggunakan jadwal yang telah disusun , dan setelah masuk kelas semua peserta membaca bersama sama dan sesuai kemampuan masing-masing dengan tujuan agar sehat jiwa raganya untuk kembali kepada Allah. “Murajaah sebelum bel masuk kelas bersamaan dengan peserta didik yang melakukan literasi alam,” tutur Kamilah.
Tak cukup itu, ulas Kamilah, is juga membuat program Sholat Dhuha, Dhuhur, dan Doa. Inovasi ini diikuti oleh semua peserta didik dengan tujuan meningkatkan iman dan takwa kepada Allah. Petugasnya juga peserta didik itu sendiri. Khusus kelas 1 dan 2 tidak melaksanakan sholat dhuhur. Inovasi ini pula menggunakan Buku Monitoring dan Evaluasi pendidik dan orang tua. “Ini dilakukan, dengan tujuan untuk mengetahui terbentuknya perilaku peserta didik,” urai Kamilah.
Kamilah kembali mengakui, ia juga membuat program Kuliah Lima Menit (Kulim). Inovasi ini diikuti peserta didik kelas 2-6 dengan sistem jadwal. Peserta didik yang lain mencatat isi atau pesan penting dalam kulim. Inovasi ini mewadahi peserta didik agar terbiasa melek teknologi untuk membaca dan memodifikasi teks yang ada di dunia maya. “Harapannya nanti siswa dapat meningkatkan kemampuan menulis, membaca, berbicara serta mengingatkan diri dan memberi ilmu kepada orang lain yang mendengarkan,” tambahnya.
Kamila juga menelorkan program Hafal Alquran, Hadits, dan Doa-doa, Inovasi ini diikuti oleh semua peserta didik sesuai kemampuan masing-masing, dengan tujuan agar khusyuk dalam melakukan ibadah sehingga sehat jiwa raganya sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah. Inovasi ini pula sebagai salah satu tindak lanjut dari P5. “Inovasi ini menggunakan buku pedoman untuk mengetahui perkembangan peserta didik,” tambah Kamilah.
Program lain, Kamilah juga membuat program Intra Pembelajaran. Inovasi pembelajaran ini dilakukan dikelas maupun diluar kelas yang dilakukan oleh semua pendidik antar mata pelajaran yang mengaitkan dengan literasi yang berdampak pada peserta didik. “Diantara kegiatan tersebut hasil menulis, ringkasan, presentasi, dan kegiatan lainnya yang menguatkan literasi,” terang Kamilah.
Selanjutnya juga membuat program DAMA ( Dakwah Bersama). Inovasi ini diikuti oleh semua peserta didik kelas 6 dan kelas lain yang mendukung kegiatan DAMA. Semua petugas peserta didik. Mulai dari MC, Ngaji Yasin, Murajaah Juz 30, Kuliah Lima Menit, Petugas Hadrah, dan Doa Penutup. Penguatan keagamaan atau siraman rohani oleh guru dan Kepala Sekolah. ‘Kegiatan DAMA ini bertempat di rumah peserta didik dengan tujuan untuk melatih hidup bermasyarakat. Inovasi ini pula menjalin silaturrahim antara peserta didik, orang tua, dan pendidik,” kupas Kamilah.
Selanjut, Kamilah juga membuat program Reporter Cilik (Repcil) dan Sastra. Inovasi ini diikuti oleh peserta didik sesuai bakatnya. Melalui Repcil dan sastra ini peserta didik mampu menulis teks wawancara, teks sastra, mampu berbicara/wawancara dengan orang lain, bercerita, membaca puisi, menjadi MC, bermain drama dan Pantomim. “Inovasi ini pula sangat berdampak kepada peserta didik yang lain untuk menguatkan kemampuan literasi,” sebut Kamilah.
Masih kata Kamila, pihaknya juga membuat program Rabu Bercerita dan Mading. Inovasi ini diikuti oleh semua peserta didik. Dalam penampilan bercerita peserta didik yang menentukan .Tanya jawab dilakukan setelah cerita ditampilkan. Setelah itu semua peserta didik menyampaikan isi cerita melalui buku literasi. “Khusus kelas 1 dan 2 menyampaikan secara lisan kecuali yang mempunyai kemampuan menyampaikan secara tertulis,” ujar Ummul Kamilah.
Dari inovasi ini, ujar Kamilah, peserta didik ditaukid untuk berlomba lomba berkarya dalam literasi sesuai kreatifitas masing-masing, yang salah satu hasilnya juga ditampilkan di majalah dinding perpustakaan sekolah. Sedangkan majalah dinding sekolah diisi oleh semua peserta didik tanpa terkecuali bagi hasil karyanya yang layak diapresiasi di mading sekolah dengan pergantian seminggu sekali.
“Bagi peserta didik yang belum di tampilkan di mading di bukukan untuk dibaca peserta didik yang lain sebagai wawasan evaluasi dan refleksi bersama,” papar Kamilah.
Kamilah melanjutkan, Inovasi Si Dama Beraksi dengan Satu instruksi literasi yang dilambangkan dengan sepuluh jari ini saling mentaukidkan. Sehingga berdampak pada kualitas Pendidikan, meningkatkan literasi secara holistik atau kaffah, menguatkan karakter peserta didik, meningkatkan hubungan dan kolaborasi antar peserta didik, orang tua dan lingkungan masyarakat. “Ini juga untuk membangun generasi emas 2045 yang siap dengan tantangan global,” kupas Kamilah.
Diharapkan Kamilah, adanya inovasi Si Dama Beraksi Ini pula mampu menjawab capaian kemampuan literasi peserta didik di raport Pendidikan SD Negeri 5 Dawuhan dalam asesmen nasional pada tahun 2025 menjadi 100 persen. (awi.hel)


