28 C
Sidoarjo
Thursday, September 19, 2024
spot_img

Imam Utomo Beri Pesan Jaga Kesehatan dan Perjuangkan Kesejahteraan Anggota

Dirgahayu Persatuan Wredatama Republik Indonesia Ke-62

Memasuki masa purna tugas sebagai Aparatur Sipil Negara atau ASN, bukan berarti harus berhenti mengabdikan diri untuk negeri. Contohnya adalah pensiunan yang tergabung dalam Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI).

Oleh:
Zainal Ibad, Kota Surabaya

Langkahnya sudah tak begitu tegap. Jalannya pun sudah sangat pelan. Meski begitu, semangatnya tetap membara seperti anak muda, saat menghadiri peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-62 PWRI.

Dia adalah Dr H Mashoed MSi, Ketua PWRI Provinsi Jawa Timur periode 2022-2027. Diusianya yang kini telah menginjak 85 tahun, dia tetap semangat mengabdikan diri untuk bangsa dan memberikan manfaat untuk sesama melalui wadah PWRI.

Dalam peringatan HUT Ke-62 PWRI ini, Mashoed didapuk untuk membacakan sekilas sejarah PWRI. “Pembacaan sejarah ini penting, sebab banyak anggota PWRI yang tidak tahu sejarah berdirinya organisasi ini,” kata Mashoed.

Sejumlah pejabat dan mantan pejabat hadir dalam acara yang digelar di Rumah Makan Agis Surabaya pada, Rabu (24/7) ini. Diantaranya adalah mantan Pangdam V/Brawijaya yang juga mantan Gubernur Jatim H Imam Utomo Soeparno sebagai Penasehat PWRI Jatim, dan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Jatim, Restu Novi Widiani.

Peringatan HUT Ke-62 PWRI ini berlangsung sederhana namun meriah. Dalam acara ini juga ada pengecekan kesehatan gratis dan pembagian doorprize. Semua anggota PWRI yang hadir mendapat doorprize, termasuk tamu undangan dari OPD Pemprov Jatim.

Berita Terkait :  Satu Wujud Syukur, Masyarakat Panggul Lakukan Labuh Laut Pantai Joketro

Acara puncak peringatan HUT Ke-62 PWRI ditandai dengan pemotongan tumpeng yang dilakukan Imam Utomo. Potongan pertama diberikan kepada Ketua PWRI Jatim Mashoed, dan potongan tumpeng kedua diberikan kepada Kepala Dinsos Jatim, Restu Novi Widiani. Dinsos Jatim selama ini menjadi mitra kerja PWRI Jatim dalam sejumlah program.

Dalam arahannya, Imam Utomo mengajak seluruh anggota PWRI untuk selalu menjaga kesehatannya. Sebab diusianya yang tidak lagi muda, jika tidak pandai menjaga kesehatan akan banyak dihinggapi berbagai penyakit.

“Banyak yang bertanya kepada saya, diusia yang sudah sangat tua Bapak masih terlihat sangat sehat. Apa resepnya?. Saya jawab, jangan terlalu banyak pikiran. Jangan terlalu sering cek kesehatan. Jangan sering-sering minum obat-obatan. Dan terakhir mandi sebelum Subuh serta jangan mandi terlalu sore seperti pukul 17.00 atau saat mau Maghrib,” jelasnya.

Menurut Gubernur Jatim periode 1998-2008 ini, ia tidak pernah minum obat-obatan yang diresepkan dokter. Jika terkena sakit, ia lebih memilih jamu herbal. Seperti minum madu dan air serai yang sebelumnya telah dituang air panas. Jamu ini bisa menghilangkan asam urat, badan pegal-pegal dan kaki kesemutan.

“Saya mempelajari hasil penelitian profesor dari Jepang. Profesor itu mengatakan, jika usianya sudah 70 tahun ke atas, jangan terlalu berpikir obat-obat jika sakit. Obati sendiri saja oleh badanmu sendiri. Dan saya percaya. Saya tidak minum obat-obatan. Kalau pusing, minum air buah sawo yang sebelumnya sudah direbus,” ungkapnya.

Berita Terkait :  BPBD Jatim Beri Bantuan Logistik ke Kawasan Rentan Kekeringan di Pasuruan

Sementara terkait HUT Ke-62 PWRI, Imam Utomo mengatakan, tanggal 24 Juli merupakan momen bersejarah bagi berdirinya PWRI. Oleh karena itu, peringatan HUT ini diharapkan bukan sekadar acara seremonial belaka, tapi juga untuk mengingat perjalanan panjang yang telah ditempuh PWRI hingga sampai saat ini.

“Ketua Umum Pusat PWRI menyampaikan jika berdasarkan data 2022, jumlah lansia di Indonesia itu sebanyak 27 juta jiwa. Dari jumlah itu, yang menjadi anggota PWRI sekitar 3,4 juta orang. Dari 3,4 juta anggota PWRI, banyak yang penghasilannya minimal. Bahkan lebih besar UMR-nya. Itu jadi perjuangan PWRI untuk mengangkat kesejahteraan anggota,” katanya.

Imam Utomo mengatakan, lansia membutuhkan pembinaan agar sejahtera. Di Jatim jumlah lansia mencapai 4 juta orang lebih. “Makanya membutuhkan program-program khusus, seperti pembentukan Karang Werda di desa-desa. Sekarang belum banyak berdiri. Selain itu juga geraknya Komisi Lansia di kabupaten/kota,” tandasnya.

Kepala Dinsos Jatim, Restu Novi Widiani mengatakan, sejak dulu, termasuk saat H Imam Utomo menjabat Gubernur Jatim, pemprov sangat perhatian terhadap lansia. Hal itu terlihat sekarang dimana angka harapan hidup terus naik.

“Pemprov Jatim memiliki program PKH Plus yang dikhususnya untuk para lansia. Dinsos Jatim juga merawat sebanyak 1.050 lansia terlantar yang tidak terawat. Bahkan pada 2023 lalu, Dinsos Jatim berhasil melakukan penjangkauan kepada lansia terlantar di jalanan sebanyak 850 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 60 persen lansia,” katanya.

Berita Terkait :  Hadir dengan Wajah Baru, Museum Surabaya Segera Dibuka

Selama ini, kata mantan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Jatim ini, Dinsos Jatim telah bekerjasama, bersinergi dengan banyak lembaga yang peduli terhadap lansia, termasuk dengan PWRI.

“Saudara-saudara kita di PWRI yang merupakan pensiunan ASN banyak juga yang tidak terawat. Untuk itu, bagi anggota PWRI yang terawat, bisa saling membantu, menolong anggota yang lain yang belum terawat,” kata Novi, yang bakal memasuki usia purna tugas dan siap menjadi anggota PWRI pada akhir 2026 nanti ini. [gat]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img