28 C
Sidoarjo
Friday, July 5, 2024
spot_img

Ikuti Perkembangan Dunia, UU Pariwisata Perlu Diperbaiki

Diskusi forum legislasi bertajuk “Memilik Urgensi RUU Kepariwisataan”, di Jakarta, Selasa siang (2/7/24).

Jakarta, Bhirawa.
Untuk pariwisata berkelanjutan, mengikuti trend perkembangan kondisi global, UU Kepariwisataan yang terbit sejak tahun 1994 perlu diperbaiki. Agar ada paradigma baru dalam kepariwisataan Indonesia.

“Komisi X sudah menyepakati untuk melakukan perubahan terhadap UU Kepariwisataan yang sudah ada sejak.tahun 1994. Kondisi global seperti sekarang, perlu pariwisata yang berkelanjutan, sustainable tourism. Kita tidak ingin sekedar mendorong orang berbondong bondong untuk hadir di satu tempat wisata. Mendatangkan uang bagi wilayah setempat ataupun negara tujuan, setelah itu pulang selesai. Tidak peduli apakah daerah tujuan menjadi rusak atau tidak. Sekali datang atau datang berulangkali, jadi bukan hanya datang sekali.” papar anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifa Amaliah dalam diskusi forum legislasi bertajuk “Memilik Urgensi RUU Kepariwisataan”, Selasa siang (2/7/24). Nara sumber lain Prof Azril Azahari pengamat pariwisata dan praktisi media Mokh Munib.

Menurut Ledia Hanifa, perlunya merubah UU Kepariwisataan, bukan hanya sekedat menambah jumlah kunjungan. Tetapi juga bagaimana tetap mem pertahankan ekosistem, tetap mempertahankan lingkungan dll, bisa lestari.

Ditekankan, kita tidak boleh tutup mata dari digitalisasi, semua hal yang terkait bisnis, karena pariwisata itu bisnis. Jadi kita harus melihat banyak perubahan. Yakni perubahan mindset, perubahan perilaku terkait perilaku wisatawan. Maupun perilaku bidang usaha pariwisata itu sendiri.

Berita Terkait :  Diduga Tak Netral, Dua Lurah Dilaporkan ke BKPSDM Sampang

Prof.Azril Azahari pengamat pariwisata menyatakan; Pariwisata bukanlah ilmu sosial bukan pula ilmu humaniora kebudayaan. Pariwisata sama ilmunya dengan ilmu pertanian, ilmu engineering, tehnik komunikasi juga. Karena pariwisata ada eksaktanya, ada sosialnya, ada banyak eksakta nya. Pariwisata bahkan sama dengan ilmu kedokteran.

“Pariwisata kini sudah bergeser paradigma pariwisata dunia. Jika tidak mengikuti pergeseran pariwisata dunia, kita akan ketinggalan. Kalau sebelum 1980 kita masih menggunakan paradigma emas turisme pada jumlah. Tapi mulai tahun 2000 sudah bergeser dan mencari bentuknya dengan alternatif” ujar Prof Azril Azahari yang kini menjadi staff penasehat Menteri Pariwisata. (ira.hel).

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru