Tuban, Bhirawa
Di tengah masih lebarnya jurang akses pendidikan antara keluarga mampu dan kurang mampu, LAZISNU PCNU Tuban menghadirkan jawaban nyata. Melalui program NU Care Cerdas, lembaga zakat NU ini menyalurkan perlengkapan sekolah untuk anak-anak dari keluarga miskin di Kecamatan Kenduruan dan Bangilan.
Tahap pertama, sepuluh anak menerima tas, buku, dan alat tulis. Nilainya mungkin sederhana, tetapi bagi keluarga miskin, bantuan ini berarti pengurangan beban pengeluaran rumah tangga sekaligus memastikan anak-anak tetap melangkah ke sekolah tanpa rasa minder.
Ketua LAZISNU PCNU Tuban, Joko Hadi Purnomo, menegaskan program ini bukan sekadar distribusi bantuan, melainkan perwujudan tanggung jawab sosial NU. “NU Care Cerdas adalah komitmen NU kepada republik: ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Kami sengaja memulai penyaluran bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI, agar maknanya semakin kuat,” ujarnya.
Dua titik penyaluran dipilih: kantor MWCNU Kenduruan untuk anak-anak setempat dan kantor MWCNU Bangilan bagi penerima manfaat di wilayah tersebut. Acara dihadiri jajaran PCNU, MWCNU, LP Ma’arif, hingga pengurus UPZIS di tingkat cabang dan kecamatan.
Ketua Tanfidziyah MWCNU Kenduruan, KH. Zainal Arifin, menyebut program ini sebagai bentuk keberpihakan nyata. “Bantuan ini tidak hanya mengurangi beban orang tua, tetapi juga memberi pesan moral bahwa anak-anak dari keluarga kurang mampu pun punya hak yang sama untuk mengenyam pendidikan berkualitas,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Tanfidziyah MWCNU Bangilan, K. Dardiri, menekankan dimensi motivasi dari program tersebut. “Terima kasih atas dukungan PCNU Tuban melalui LAZISNU PCNU Tuban untuk pendidikan warga kurang mampu di wilayah Kecamatan Bangilan.”
Program NU Care Cerdas lahir dari kolaborasi LAZISNU dengan LP Ma’arif PCNU Tuban. Selain sebagai bagian khidmat NU di bidang pendidikan, program ini sejalan dengan target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 4: Pendidikan Berkualitas.
Lebih dari sekadar memberi perlengkapan sekolah, NU Care Cerdas adalah ikhtiar kecil yang menyalakan kembali harapan: bahwa setiap anak Tuban berhak datang ke sekolah dengan tas di punggung, buku di tangan, dan mimpi besar di hati. [hud.wwn]