HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy.
Situbondo, Bhirawa.
Pentolan sekaligus pegiat anti korupsi di Kota Santri Pancasila Situbondo, HRM Khalilurahman Abdullah Sahlawiy atau yang biasa dipanggil Jhi Lilur, meminta KPK RI untuk segera turun ke Situbondo untuk menangani dugaan adanya penyelewengan dana pokir (pokok pokok pikiran) oknum anggota DPRD Kabupaten Situbondo.
Tak hanya itu, pria yang juga seorang pengusaha itu meminta oknum kiai yang diduga ikut terlibat juga di telusuri serupa. ” Ketapathong (Keyae Tamancok Kotempa Calatthong),” sindir jhi Llilur, panggilan akrab HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy, dengan logat bahasa Madura.
Dalam pandangan Jhi Lilur, seorang kiai seharusnya menjadi teladan ummat dan agama (Keyae kodhuna dheddhi rujukan aghema) dan kiai seharusnya menjadi sandaran ummat tentang moral (Keyae kodhuna dheddhi sanderenna Ummat soal Moral).
“Ya kiai itu harus menjadi rujukan ummat tentang akhlak (keaye kodhuna dheddhi rujukanna Ummat soal Akhlaq),” ungkap Jhi Lilur.
Jika ada seorang kiai berkolaborasi dengan oknum anggota DPRD “mencuri’ Mon bede uang APBD itu bukanlah seorang kiai. Sebaliknya, ulas Jhi Lilur, dia bukan seorang kiai tetapi seorang yang sengaha menjelekkan kiai (kongkalikong ben DPRD ngicok pessena APBD area bhenni Keyae, area Oreng se majhubek nyamana Keyae. Itu oknum kiai ‘nakal” (oknum Keyae tamancok); oknum Keyae Kotempa; oknum Keyae Calatthong). Kiai seperti itu harus segera dipidana dan cepat dipenjara (Keyae mara rea kodhu segera e pidana. Keyae mara rea kodhu segera e penjara,” beber Jhi Lilur.
Jhi Lilur ingin agar nama seorang kiai tidak ikut dirusak sehingga tidak jadi kiai “maling” serta dapat menjaga kebesaran nama kiai itu sendiri (malle tak arorosak nyamana keyae Malle tak dheddhi Tamancok ka Aghungnga nyama Keyae).
Jhi Lilur melanjutkan, para oknum anggota Dewan yang memiliki dana pokir yang nyata nyata melakukan kerjasama dengan oknum kiai nakal agar segera dipidana (dana Pokir-ra e padheddhi Porakan ben Keyae Tamancok Kotempa Calatthong kodhu segera e pidana ben e penjara).
Terakhir, tambah Jhi Lilur, Dana Pokir beberapa anggota DPRD Situbondo Periode 2019 – 2024, ada yang dijadikan alokasi untuk pembangunan gedung pondok pesantren. Namun, urai Jhi Lilur, dana itu hanya dipergunakan untuk alokasi cat gedung pondok, yang notabene gedungnya lama (alokasi eghi ka angghuy a bangun Gedung Pondhuk. Ternyata tadek bangunanna, Ternyata ghun coma e pangecat bangunan lajhu, Anggaranna Miliaran).
“Anggaran APBD Situbondo ini jumlahnya miliaran. Jika terbukti itu dibagi antara oknum anggota dewan dengan oknum kiai “nakal” harus segera dipidana dan harus dipenjara (Kodhu e pidana e KPK; Kodhu e penjara),” pungkas Jhi Lilur, Rabu (21/5). (awi.hel).


