31 C
Sidoarjo
Sunday, November 24, 2024
spot_img

Hakikat dan Tanggung Jawab Seorang Guru-Pendidik

Oleh:
Salman Akif Faylasuf
Alumni PP Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo dan PP Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

“Dari semua pekerjaan berat, salah satu yang paling sulit adalah menjadi guru yang baik.”

Begitulah kata Maggie Gallagher adalah salah satu aktivis dan penulis Amerika, serta komentator konservatif sosial. Iya, memang sulit. Sebab, guru adalah salah satu sosok yang sangat berjasa bagi hampir semua orang. Karena itu, tanpa adanya guru, akan sangat sulit untuk mewujudkan cita-cita atau memajukan sebuah bangsa.

Pembahasan dan pembicaraan tentang sosok guru pasti akan selalu menarik, karena ia adalah kunci pendidikan. Itu artinya, jika guru sukses, maka kemungkinan besar murid-muridnya akan sukses. Lebih dari itu, guru adalah figur inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya. Maka, jika guru mampu menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi anak didiknya, maka hal itu akan menjadi kekuatan anak didik dalam mengejar cita-cita besarnya di masa depan.

Masih Ingatkah Anda dengan kisah sukses Imam Syafi’i? Rupanya, kesuksesan beliau tidak bisa dilepaskan dari peran guru-gurunya, khususnya Imam Malik. Demikian juga dengan kisah sukses Kiai Hasyim Asy’ari yang tidak pernah lepas dari peran guru-gurunya, khususnya Syaikh Khalil, Bangkalan, Madura.

Secara tidak langsung, tanpa disadari, peran guru sangat vital bagi pembentukan kepribadian, cita-cita, dan visi misi yang menjadi impian hidup anak didiknya di masa depan. Bahwa, di balik kesuksesan murid, pasti akan selalu ada guru yang memberikan inspirasi dan motivasi besar pada dirinya sebagai sumber stamina dan energi untuk selalu belajar dan bergerak mengejar ketertinggalan. Bahkan menggapai kemajuan, menorehkan prestasi spektakuler dan prestisius dalam panggung sejarah-sejarah kehidupan manusia.

Sederhananya, hemat penulis, munculnya guru-guru yang berkualitas adalah menjadi kebutuhan pokok (bahkan wajib) yang tidak bisa ditunda-tunda untuk mengubah masa depan bangsa, menuju ke arah kemajuan pesat di segala aspek kehidupan. Gurulah yang diharapkan oleh seluruh elemen bangsa ini untuk mengubah nasibnya.

Hakikat dan tanggung jawab guru
Syahdan. Dalam melakukan fungsi dan tugas-tugas mulianya, seorang guru harus melandasinya dengan tanggung jawab yang besar dalam dirinya, tanggung jawab yang tidak didasari oleh kebutuhan finansial belaka, tapi tanggung jawab peradaban yang besar bagi kemajuan negeri tercinta, Indonesia. Ia juga harus sadar bahwa kesuksesannya menjadi harga mati bagi lahirnya kader- kader bangsa yang berkualitas. Oleh karena itu, ia all out harus menekuni profesinya dengan penuh kesungguhan dan kerja keras.

Alih-alih menekuni profesinya, sang guru harus mengembangkan ilmunya terus-menerus untuk memberikan yang terbaik kepada murid-muridnya. Dan tentu saja agar semangat mereka terbakar untuk menjadi aktor pengubah sejarah bangsa. Dalam hak ini, tanggung jawab lahir batin ini harus muncul dari kesadaran atas sucinya mengemban amanah agama, masyarakat dan bangsa. Kenapa demikian? Karena keberhasilannya ditunggu-tunggu jutaan rakyat yang menginginkan perubahan ke arah yang lebih cerah di masa depan, apalagi di zaman sekarang anak-anak muda sudah tergerus ombak kegilaan zaman now.

Yang jelas dan pasti, di zaman sekarang tidak ada jalan lain, bahwa pendidikan menjadi investasi paling strategis di masa depan. Selain karena keharusan untuk belajar, karena pendidikanlah yang diharapkan mengubah bangsa yang berkembang ini menjadi bangsa maju dengan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir sebagaimana Jepang, Amerika, Prancis, Inggris, dan negara-negara maju lainnya.

Kita bisa melihat bahwa sejarah kemajuan bangsa-bangsa di dunia adalah sejarah tentang keunggulan sebuah peradaban yang unsur paling elementernya, antara lain adalah sains-teknologi. Pencapaian sains-teknologi sangat tergantung pada daya dukung kelembagaan, utamanya perguruan tinggi dan lembaga riset. Perguruan tinggi (kampus-kampus) dan lembaga riset-riset lainnya adalah bagian dari infrastruktur paling penting dalam proses pengembangan sains-teknologi di negara- negara maju di Eropa dan Amerika.

Update akan perkembangan zaman
Masih tentang sains dan teknologi. Tak bisa dipungkiri, bahwa kedua institusi ini seakan menempati posisi strategis karena berdampak sangat luas dan berjangka panjang terhadap kemajuan bangsa. Bahkan, kemajuan ekonomi suatu negara, dalam banyak hal, bergantung pada perguruan tinggi dan lembaga riset sebagai pelopor pengembangan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi, yang memberi kontribusi pada pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Itu sebabnya, tak heran jika beberapa dekade yang lalu, negara-negara Asia mencoba mengadaptasi tradisi pengembangan ilmu pengetahuan di negara-negara Barat dengan cara memperkuat perguruan tinggi dan lembaga research and development. Di sinilah sebenarnya pentingnya sains dan teknologi. Dan, dari sains-teknologi inilah, akan ada inovasi teknologi dan modernisasi industri dan lembaga pendidikan menuju satu era global yang sangat menantang dan kompetitif.

Memang benar. Sains dan teknologi di satu sisi mengakibatkan dampak negatif, bahkan tak jarang menghancurkan sendi kehidupan. Akan tetapi, di sisi lain, positifnya, sains dan teknologi juga dapat membantu dan membangun kehidupan yang maju, modern, dan juga beradab.

Parahnya, sampai sekarang, teknologi masih dikuasai Barat, sehingga seakan-akan Barat-lah yang sekarang menggenggam dunia dengan inovasi dahsyat di segala aspek kehidupan. Seolah, sejarah umat manusia ditentukan Barat. Bangsa Timur lemah dan tidak mampu berbuat apa-apa. Inilah yang harusnya segera diakhiri dengan lahirnya kader-kader muda melek ilmu pengetahuan dan teknologi inovatif, yang melahirkan karya-karya baru yang monumental. Dalam artian, apa yang sudah dirintis dan dipersembahkan bapak teknologi kita yaitu Habibie harus diteruskan oleh kader-kader muda. Berharap, suatu saat lahir kader yang melebihi dari kemampuan Habibie dibidang teknologi.

Guru harus melahirkan kader handal
“Yang paling hebat bagi seorang guru adalah mendidik, dan rekreasi yang paling indah adalah mengajar.” Demikian dawuh Kiai Maimoen Zubair.

Kita tahu, bahwa sistem pendidikan nasional selalu bercita-cita menghasilkan alumni clock builders, yaitu sarjana dan cendekiawan pembuat sejarah baru bagi Indonesia sehingga mampu hidup terhormat dalam tata kehidupan internasional yang maju dan berkeadaban. Bukan time teller, yaitu tukang cerita yang hanya mampu menceritakan kembali apa yang telah dipelajari. Konsep sistem pendidikan nasional berambisi menjadikan pendidikan Indonesia mampu berbicara dan menjawab berbagai masalah dan musibah nasional.

Sekali lagi, dalam konteks ini, sentuhan tangan dingin gurulah yang sangat dinanti, sehingga sukses melahirkan kader-kader pengubah sejarah baru bagi Indonesia masa depan. Inilah tanggung jawab besar guru yang menjadi dasar aktualisasinya di dunia pendidikan. Kalau hanya demi mengejar kebutuhan finansial, maka seorang guru akan sulit melahirkan kader pengubah sejarah yang membutuhkan kerja keras, pengorbanan, dan perjuangan besar.

Demikian juga, kalau semuanya diukur dengan materi, maka orientasi keilmuan dan masa depan bangsa akan menjadi kabur. Lepas dari persoalan finansial yang menjadi kebutuhan setiap manusia, ketulusan seorang guru dalam mendidik dan mengantarkan anak didiknya menggapai cita-cita luhur adalah karya terbesarnya yang akan diabadikan dalam sejarah, kebangsaan khususnya. Wallahu a’lam bisshawaab.

————– *** —————–

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img