Pada kesempatan beda, Ketua KPU Jatim, Aang Khunaifi, menambahkan bahwa distribusi logistik untuk wilayah-wilayah seperti Sumenep akan melibatkan bantuan TNI dan Polri.
“Kami butuh dukungan kendaraan khusus yang mampu menembus wilayah dengan medan berat dan akses sulit. Ini termasuk kendaraan amfibi yang mungkin akan digunakan di beberapa titik kepulauan,” ujarnya.
Tidak hanya tantangan geografis, KPU juga harus memikirkan ancaman cuaca ekstrem, seperti badai dan hujan deras yang diprediksi melanda wilayah Jatim di bulan Oktober dan November.
“Untuk wilayah-wilayah rawan bencana seperti Trenggalek, Pacitan, dan Lumajang, kami sudah menyiapkan strategi mitigasi bencana. Setiap potensi longsor atau banjir sudah kami antisipasi,” jelas Aang.
Sebagai provinsi terbesar kedua di Indonesia, Jawa Timur memiliki 38 kabupaten/kota yang tersebar luas dengan akses yang bervariasi. KPU Jatim tidak main-main dalam memastikan semua wilayah, termasuk yang paling terisolir, mendapat logistik tepat waktu.
“Pilkada bukan hanya soal mencoblos, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa menyatukan seluruh komponen bangsa, termasuk di daerah-daerah yang terpencil sekalipun,” pungkas Aang.
Dengan langkah-langkah mitigasi yang matang dan dukungan penuh dari berbagai pihak, Pilgub Jatim 2024 akan menjadi ujian nyata bagi profesionalitas dan kesiapan KPU Jatim. Apa pun tantangan yang muncul, mereka siap melaluinya demi keberhasilan pesta demokrasi. [geh]