Calon Bupati Jember nomor urut 2, Muhammad Fawait,
menjadi inspektur upacara Apel dan Kirab Hari Santri Nasional (HPN) di Pondok Pesantren Islam Bustanul Ulum (IBU) Kecamatan Pakusari, Selasa (22/10/2024) pagi.
Jember, Bhirawa.
Calon Bupati Jember nomor urut 2, Muhammad Fawait, memastikan seluruh santri di wilayah ini memiliki peluang yang sama untuk mendapat beasiswa ke semua universitas impian mereka.
Dia mempertegas komitmen itu saat menjadi inspektur upacara Apel dan Kirab Hari Santri Nasional (HPN) di Pondok Pesantren Islam Bustanul Ulum (IBU) Kecamatan Pakusari, Selasa (22/10/2024) pagi.
“Kami sediakan program 20 ribu beasiswa kepada seluruh anak-anak di Kabupaten Jember yang sungguh-sungguh belajar di sekolah. Jadi santri jangan minder, bisa dapat beasiswa juga,” ucap Gus Fawait dalam pidatonya di hadapan para santri.
Dia juga memotivasi santri bahwa setelah menyelesaikan jenjang pendidikan, santri juga punya peluang besar untuk menjadi pejabat, ulama, maupun orang sukses sesuai cita-cita mereka.
Gus Fawait menyebut banyak santri yang telah sukses di berbagai tingkat, mulai jadi presiden seperti KH Abdurrahman Wahid atau Gusdur, wakil presiden seperti KH Makruf Amin, dan di bidang lainnya.
“Saatnya kita membuktikan bahwa santri tidak bisa dipandang sebelah mata. Kita harus menjadi orang-orang terbaik di republik Indonesia ini di masa yang akan datang,” ujar Gus Fawait memotivasi para santri.
Gus Fawait juga sempat mengisahkan perjalanan hidupnya sebagai santri hingga berhasil menyelesaikan pendidikannya, mulai tingkat MI, MTs, MA, hingga ke menyelesaikan jenjang S1 Fakultas Ekonomi di Universitas Erlangga Surabaya.
“Tidak cukup di situ, setelah lulus dari Erlangga, saya melanjutkan kuliah ke Universitas Gajahmada untuk S2, dan hari ini saya masih menempuh S3 di Universitas Erlangga. Jadi kita jangan minder sebagai santri. Kita punya potensi yang luar biasa,” tandasanya.
Gus Fawait menekankan pentingnya mengenyam pendidikan hingga ke perguruan tinggi agar mampu mengangkat derajat keluarga dan bisa meningkatkan taraf ekonomi secara signifikan sehingga kualitaf hidup menjadi lebih baik.
“Jalur yang paling efektif untuk mengangkat derajat orang tua adalah dengan jalur pendidikan. Anaknya ulama, anaknya pejabat, anaknya orang hebat, tidak jadi apa-apa kalau tidak punya ilmu. Sebaliknya, anaknya orang miskin, tukang becak, bisa jadi pejabat dan orang sukses kalau punya ilmu,” pungkasnya. (geh,efi.hel)