Calon Bupati Jember nomor urut 02, Gus Fawait dalam debat terakhir Pilkada Jember 2024, Sabtu (23/11) malam, di Gedung Edelweis Cempaka Hill.
Jember, Bhirawa.
Calon Bupati Jember nomor urut 02, Gus Fawait menegaskan komitmennya untuk mengembangkan sektor pariwisata Jember melalui program “Bulan Berkunjung ke Jember Reborn.” Hal ini disampaikannya dalam debat terakhir Pilkada Jember 2024, Sabtu (23/11) malam, di Gedung Edelweis Cempaka Hill.
Gus Fawait mengungkapkan kebanggaannya terhadap pagelaran Jember Fashion Carnaval (JFC) yang telah mendunia. Namun, ia melihat perlunya peningkatan agar JFC tidak hanya menjadi acara tahunan, tetapi juga sarana pelestarian kearifan lokal.
Salah satu langkah yang ia rencanakan adalah menetapkan jadwal tetap untuk penyelenggaraan JFC setiap tahun, yang akan dikolaborasikan dengan program “Bulan Berkunjung ke Jember Reborn.”
Program ini, yang pertama kali digagas di era Bupati MZA Djalal, akan mengintegrasikan JFC dengan rangkaian acara budaya dan pariwisata lokal.
Misalnya, setelah JFC berlangsung, akan ada pagelaran budaya dengan tema khusus yang menampilkan kekayaan lokal Jember. Ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik wisata dan memperkuat identitas budaya daerah.
Gus Fawait menyoroti stagnasi pariwisata di bawah pemerintahan Hendy-Gus Firjaun, di mana angka kunjungan wisata menurun drastis dibandingkan masa kepemimpinan Bupati Faida.
Ia mencatat, pada era Faida, kunjungan wisatawan mencapai 1,9 juta orang, sementara saat ini di bawah satu juta. Dengan revitalisasi program “Bulan Berkunjung ke Jember,” ia optimis dapat mengembalikan dan bahkan meningkatkan angka tersebut.
Ia juga menekankan pentingnya penganggaran yang tepat untuk sektor pariwisata melalui APBD. Pada masa pemerintahan Faida, anggaran pengembangan pariwisata mencapai Rp 9 miliar, namun dalam tiga tahun terakhir belum optimal.
Selain itu, Gus Fawait menekankan perlunya sinergi antara Pemkab Jember, pemerintah provinsi, pusat, serta pelaku wisata, budaya, dan seni.
Gus Fawait juga berencana memberikan insentif kepada pelaku seni dan budaya, termasuk perlindungan melalui BPJS Ketenagakerjaan dan beasiswa. Sebagai bagian dari peningkatan kapasitas, ia berkomitmen memfasilitasi studi banding bagi pegiat JFC dan stakeholder terkait ke Brazil, negara yang dikenal dengan karnaval kelas dunia.
“Dengan program ini, kami berharap Jember bisa menjadi destinasi wisata unggulan, sejajar dengan daerah-daerah maju lainnya seperti Yogyakarta, Bali, atau bahkan negara-negara Eropa,” tegas Gus Fawait.
Langkah-langkah ini menunjukkan visi Gus Fawait untuk menjadikan Jember sebagai pusat pariwisata yang berbasis kearifan lokal dan berdaya saing global. (geh,efi.hel)