Surabaya, Bhirawa
Architecture Petra Christian University (PCU) bersama Silpakorn University, Thailand, mengadakan pameran “Projecting Cities: Surabaya and Bangkok” di Gallery Gedung J, Kampus PCU, Surabaya.
Sejumlah 71 mahasiswa Architecture PCU dan 40 mahasiswa Silpakorn University, Thailand, bekerja sama membuat maha karya maket kawasan kota Surabaya 3 x 2 meter untuk daerah Gubeng dan kawasan Bangkok 1 x 2 meter untuk kota di Wongwian Yai, Khlong Ton Sai, Selasa (11/11).
Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Petra Christian University, Rully Damayanti, S.T., M.Art., Ph.D., mengukapkan tahun keempat saling berkolaborasi dan berfokus pada kota berkelanjutan, dimana setiap tahunnya selalu ada hal baru untuk diteliti bersama.
“Penelitian kali ini memanfaatkan teknologi, pengunjung cukup scan QR Code maka dapat langsung merasakan dan menjelajahi suasana, sementara kawasannya kali ini sebuah kawasan di Surabaya yang memiliki potensial menjadi kawasan kesehatan dan komersial, Apalagi rencananya Pemerintah akan membuat LRT di sepanjang Kali Mas itu, jadi mungkin ide desain ini bisa jadi referensi kedepannya,” tuturnya.
Lanjut Rully hadirnya visualisasi VR memungkinkan pengunjung secara langsung ‘berjalan-jalan’ di tepi Sungai Kalimas yang telah direvitalisasi hingga melihat secara imersif konsep walkable city, city that cares, dan 15 minutes city yang diusung oleh mahasiswa.
“Totalnya terdapat tujuh desain masterplan dengan total di dalamnya ada 72 maket bangunan, proyeksi mencakup lingkungan kaya dengan hunian, area komersial, fasilitas kesehatan, dan ruang terbuka hijau yang terintegrasi,” ujar Rully.
Kolaborasi dua negara jadi pengalaman menyenangkan sekaligus penuh tantangan, tambah Rully, antara lain saat site visit ke Bangkok terjadi gempa, kemudian mahasiswa Silpakorn University ke Surabaya terjadi demonstrasi sehingga pembelajaran sempat dilakukan secara online.
“Meski penuh tantangan, kolaborasi membuktikan komitmen kedua kampus ingin mendidik arsitek masa depan yang mampu berpikir global, kreatif, dan berbasis teknologi untuk mewujudkan kota yang berkelanjutan,” katanya.
Tidak cuman pameran, karya juga akan dilombakan secara hybrid yang mendatangkan juri-juri internasional antara lain dari Chulalangkorn University (Thailand), Tunghai University (Taiwan) dan profesional urban designer yang juga merupakan Petranesian alumni.
Rully Berharap adanya kolaborasi internasional akan memiliki dampak bagi arsitektur masa depan. “Kami tak hanya mendidik, tapi mempersiapkan profesi arsitek cakap lintas negara serta mahir dalam memanfaatkan Artificial Intelligence (AI) menguatkan dan memvisualisasikan image yang dibayangkan arsitek,” imbuhnya. [ren.wwn]


