Surabaya, Bhirawa
Tradisi budaya sedekah bumi atau tegal deso masih lekat di Kelurahan Made, Kecamatan Sambikerep, Surabaya, Minggu (28/9). Kemeriahan budaya ini semakin terasa, manakala diadakan tradisi gulat okol pria dan wanita yang digelar oleh warga Kelurahan Made pasca panen padi setiap tahunya.
Dengan iringan musik gamelan, diatas ring beralas jerami dengan luas 4 kali 4 meter, puluhan peserta antusias untuk mengikuti pertandingan ini. Tak hanya pria dewasa dan pemuda, peserta tradisi gulat okol ini juga diikuti oleh anak-anak, bahkan juga para ibu-ibu.
Dalam gulat okol ini, para peserta bertanding dengan cara saling menjatuhkan diatas jerami. Gulat okol juha merupakan tradisi warga di Kelurahan Made Surabaya yang digelar pasca panen.
Tradisi gulat okol ini bukan hanya sekadar adu kuat diatas jerami. Namun gulat okol adalah tradisi untuk meneruskan sejarah nenek moyang yang secara turun temurun dilestarikan oleh warga di Kelurahan Made Surabaya.
Cantika, salah seorang peserta gulat okol ini mengaku, pelaksanaan tradisi sedekah bumi ini dilakukan rutin setiap tahunnya. Perempuan 24 ini juga sering mengikuti acara sedekah bumi maupun rangkaian acarnya seperti gulat okol ini.
“Dari zaman kakek nenek saya, kegiatan sedekah bumi ini sudah ada. Dan merupakan bentuk rasa syukur atas hasil bumi yang didapat oleh warga Kelurahan Made. Begitu juga dengan gulat okol yang selalu memeriahkan tradisi sedekah bumi warga Made,” ucapnya.
Coco Saheri, selaku panitia gulat okol mengaku, ada sebanyak 60 peserta yang bertanding dalam tradisi gulat okol ini. Dalam adat tradisi gulat okol, para peserta wajib mengenakan selendang dan penutup kepala saat bertanding.
Gulat okol ini pun tetap didampingi oleh ahlinya untuk mencegah adanya cidera dari para peserta. Tradisi gulat okol yang digelar oleh warga Kelurahan Made ini, dilakukan setelah pasca panen padi (sedekah bumi) setiap tahunya.
Dimana dalam sejarah warga setempat, setiap panen nenek moyang mereka kerap bergulat diatas jerami. Hal ini juga sebagai bentuk rasa syukur sekaligus sukacita dan ajang mencari persaudaraan sesama warga Made, maupun para peserta gulat okol.
“Dalam pertandingan ini, setiap pemenang mendapatkan bingkisan dari panitia. Serta uang tunai 50 ribu rupiah bagi peserta perempuan,” pungkasnya. [bed.wwn]


