Surabaya, Bhirawa
Umat muslim di seluruh dunia tengah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Tak hanya mendatangkan keberkahan, berpuasa selama satu bulan juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Sayangnya, tak sedikit yang mengeluhkan bau mulut saat berpuasa. Hal ini pun tentu mengganggu kenyamanan dalam beribadah. Terlebih jika kegiatan mengharuskan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain.
Guru Besar (Gubes) Universitas Airlangga (Unair) Prof Dr Theresia Indah Budhy drg M Kes Sp PMMF, membagikan tips menjaga mulut tetap segar selama berpuasa. Guru Besar Bidang Patologi Mulut dan Maksilofasial UNAIR tersebut menjelaskan penyebab bau mulut yang salah satu faktornya karena berkurangnya aliran air liur saat berpuasa.
“Dalam air liur, terdapat banyak sekali protein yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan pH rongga mulut, mikroorganisme dalam rongga mulut, dan metabolisme tubuh. Hal ini menyebabkan penurunan metabolisme dan pH, serta berubahnya mikrobiome di rongga mulut. Mikroorganisme tersebut kemudian memproduksi zat-zat yang menyebabkan terjadinya bau mulut,” ujar dia, Senin (3/3).
Prof Theresia mengungkapkan adanya sisa makanan di mulut saat sahur turut menjadi penyebab bau mulut. Selain itu, makanan yang tinggi gula juga dapat menyebabkan pH menurun, sehingga mikrobiome di rongga mulut tidak seimbang.
Oleh karena itu, Prof Theresia menganjurkan untuk menyikat gigi setelah sahur. Saat sahur, juga lebih baik untuk menghindari makanan dengan kandungan gula berlebih dan makanan lengket yang mudah menempel di gigi. Prof Theresia juga menghimbau orang yang berpuasa untuk memilih makanan berserat dan memiliki kandungan air yang tinggi.
“Tips lain adalah dengan periksa ke dokter gigi. Bila ada gigi yang lubang, lakukan perawatan. Jika ada makanan yang alergi, hindari dalam masa puasa dan perbanyak makanan dengan kandungan serat dan air,” jelas Prof Theresia.
Lebih lanjut, Prof Theresia juga menyebutkan makanan yang perlu dihindari bagi orang yang berpuasa, yakni jenis yang dapat mengganggu mikrobiome dan sistem metabolisme selama puasa, seperti kandungan gula yang terlalu tinggi, terlalu gurih atau asin, lemak jenuh tinggi seperti gorengan dan minuman bersoda atau beralkohol.
Terakhir, Prof Theresia menyebut selama berpuasa penting untuk menjaga metabolisme tubuh tetap stabil. Untuk mewujudkannya, orang yang berpuasa dapat menjaga pola makan dan melakukan aktivitas biasanya. Olahraga jalan kaki juga sangat Prof Theresia sarankan. Selain itu, ia juga mengingatkan untuk mengkonsumsi probiotik atau prebiotik. [ina.wwn]