25 C
Sidoarjo
Thursday, December 18, 2025
spot_img

Gubernur Khofifah Apresiasi Ketahanan Pangan Berbasis Pupuk Organik dari Aisyiyah

Pemkab Pasuruan, Bhirawa
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memberikan apresiasi atas peran aktif Aisyiyah dalam memperkuat ketahanan pangan di Jawa Timur. Khususnya, melalui pemanfaatan pupuk organik.

Gubernur menilai, gerakan ini bisa mampu memperkuat ketahanan pangan sekaligus membuka akses pembelajaran bagi warga desa.

”Saya sangat mengapresiasi peran Aisyiyah dalam ketahanan pangan di Jawa Timur dari pemanfaatan pupuk organik. Karena, kita butuh masyarakat yang mandiri pangan. Gerakan seperti inilah menjadi solusi dari bawah untuk memperkuat daya tahan pangan daerah,” ujar Khofifah Indar Parawansa saat menghadiri acara Milad Aisyiyah ke-108, di Aisyiyah Training Center, Dusun Sumber Suko, Desa Kertosari, Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan, Selasa (1/7).

Menurutnya, sinergitas antara masyarakat, organisasi keagamaan serta pemerintah, ketahanan pangan berbasis organik diharapkan menjadi gerakan masif.

”Jawa Timur kita targetkan semakin banyak desa mandiri pangan dalam beberapa tahun ke depan,” tandas Khofifah Indar Parawansa.

Disisi lain, Khofifah menyatakan kesiapannya untuk mewujudkan swasembada gula nasional dari Jawa Timur. Untuk kebutuhan gula Jawa Timur sendiri per tahun mencapai 281.397 ton. Yang artinya, Jawa Timur surplus gula sebesar 997.526 ton.

”Tahun 2026 kami siap mewujudkan swasembada gula nasional dari Jatim. Karena, produktifitas gula kita dari tahun ke tahun meningkat. Artinya, kontribusi Jawa Timur bagi pasokan gula nasional stabil di kisaran 50 persen setiap tahun. Ini menjadi salah satu bukti nyata bahwa swasembada gula bisa dimulai dari Jawa Timur,” tandas Khofifah Indar Parawansa.

Berita Terkait :  Festival Gandrung Rajungan Tegaskan Potensi Sari Laut hingga Kuliner Lamongan

Sekretaris Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur, Nur Mukarromah menambahkan bahwa tren penggunaan pupuk organik semakin meluas.

Beberapa wilayah seperti Madiun, Tuban, hingga Ponorogo mulai intens menggunakan metode ramah lingkungan tersebut. Ia menyebut banyak petani kini beralih karena hasil yang lebih stabil dan biaya yang efisien.

”Daerah seperti Mataraman dan Ponorogo mulai menunjukkan kemajuan. Mereka sudah mampu berdiri mandiri dengan pola tanam berbasis organik,” kata Nur Mukarromah.

Adapun tema ketahanan pangan juga diangkat dalam Musyawarah Wilayah ke-108 Aisyiyah. Organisasi perempuan itu juga turut serta menjadi motor penggerak melalui program berbasis komunitas. Aisyiyah menerapkan konsep Qoryah Thayyibah yang mengoptimalkan lahan sempit di sekitar rumah warga.

”Dari metode tanam polybag dan pemanfaatan limbah rumah tangga ini, masyarakat diajak menanam sayur hingga budidaya jamur,” tambah Nur Mukarromah. [hil.fen]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru