Jombang, Bhirawa
Penetapan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah disambut suka cita oleh keluarga besar Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jombang. Sebagai bentuk syukur, Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Jombang menggelar tasyakuran pada Sabtu malam (15/11) di Masjid Baitul Mukminin Jombang.
Bagi para kader Ansor Jombang, tasyakuran ini sekaligus menjadi pengingat bahwa perjuangan Gus Dur tidak boleh berhenti pada gelar. Ia harus hidup dalam tindakan, kebijakan, dan keberanian setiap kader Ansor dan Banser hari ini.
Para kader Banser, pengurus ranting, sesepuh Ansor, dan masyarakat umum larut dalam suasana penuh kekhidmatan. Kegiatan dimulai dengan pembacaan tahlil dan doa bersama, yang dipimpin para kiai muda Jombang, menghadirkan suasana yang hangat sekaligus haru mengenang jasa Gus Dur.
Ketua PC GP Ansor Jombang, Taufiqi Fakkaruddin Assilahi, atau Gus Fiqi menegaskan bahwa, penetapan Gus Dur sebagai pahlawan nasional bukan hanya kebanggaan bagi NU, namun juga penghormatan bagi Jombang sebagai tanah kelahiran Presiden ke-4 RI tersebut.
“Bagi kami, Gus Dur adalah guru bangsa. Beliau mengajarkan keberanian moral pada saat banyak orang memilih diam. Mengajarkan kemanusiaan ketika sebagian sibuk membangun sekat. Dan mengajarkan cinta tanah air yang melampaui kepentingan politik apa pun,” ujar Gus Fiqi di hadapan para peserta tasyakuran.
Gus Fiqi menambahkan, gelar Pahlawan Nasional ini mengukuhkan kembali warisan perjuangan Gus Dur sebagai tokoh transnasional yang dihormati lintas agama, etnis, dan golongan.
Gus Fiqi mengingatkan, tantangan kebangsaan hari ini semakin kompleks. Oleh karenanya, generasi muda NU, terutama Ansor dan Banser, harus meneladani prinsip keberanian Gus Dur. Yakni, keberanian membela minoritas, keberanian melawan ketidakadilan, keberanian mengatakan kebenaran meski berbeda dengan arus utama.
“Ansor Jombang berkomitmen merawat nilai-nilai itu. Ini bukan sekadar seremoni, tetapi deklarasi moral,” tandas Gus Fiqi.
Tasyakuran kemudian ditutup dengan doa keselamatan bangsa. Para peserta memanjatkan harapan agar Indonesia tetap dijauhkan dari fitnah, perpecahan, dan krisis moral yang menggerogoti generasi muda. [rif.kt]


