Gresik, Bhirawa
Ratusan pekerja di kawasan proyek JIIPE (Java Integrated and Ports Estate) di Kecamatan Manyar terlantar, Senin (24/6). Ini karena bis yang mengangkut mereka tidak boleh masuk ke JIIPE oleh para pengunjuk rasa.
Karena dinilai sudah cukup meresahkan, ratusan warga Manyar yang tergabung dalam aliansi Gerakan Persatuan Pribumi (GenPABUMI) Gresik melakukan aksi unjuk rasa di depan gerbang JIIPE.
Akibat aksi yang dilakukan ratusan warga itu terjadi kemacetan di kawasan Pantura yang cukup panjang. Untung saja aksi tidak berlangsung lama, sehingga petugas baik dari Polsek maupun Dinas Perhubungan (Dishub) tidak kesulitan mengurai kemacetan itu.
Aksi turun jalan yang dilakukan GenPABUMI itu dipicu akibat banyaknya bis antara jemput para pekerja di kawasan ke JIIPE. Karena jumlah armada bus itu cukup banyak, sehingga kerap kali timbulkan kemacetan ruas jalan Manyar – Bungah itu.
Parahnya lagi, pada saat jam-jam pulang kerja, sudah bisa dipastikan bahwa kemacetan selalu terjadi di depan JIIPE. Itu sebabnya, karena keberadaan bus antar jemput karyawan itu sudah sangat meresahkan, GenPABUMI akhirnya menggelar aksi unjuk rasa minta keberadaan bis antar jemput karyawan dihentikan.
“Aksi yang kami lakukan ini menindaklanjuti keluhan yang disampaikan oleh warga. Sebab keberadaan bus – bus itu sudah meresahkan,” tutur Ali Candi, koordinasi aksi.
Ditambahkan Ali Candi, semenjak adanya bus antar jemput pekerja di JIIPE itu kemacetan jalur Pantura kerap terjadi. Apalagi sekitar pukul 17.00 WIb sudah dipastikan depan kawasan JIIPE sering macet. Karena arak-arakan bus yang keluar dari JIIPE cukup panjang dan tidak ada yang mau saling mengalah.
“Kadang 5 bus itu beriringan keluar, sehingga terjadi macet. Karena kendaran lain tidak diberi kesempatan lewat,” kata Ali Candi.
Aksi itu hampir saja terjadi kericuhan yang dilakukan petugas dari Polsek Manyar dengan pengunjuk rasa. Ini bermula ada mobil yang mengangkut pekerja memaksa masuk. [eri.dre]
