Pemerintah Kota Malang kembali mencatatkan prestasi membanggakan di tingkat nasional dalam “Kolaborasi dan Harmoni Menggapai Asta Cita untuk Negeri” yang digelar di The Ritz-Carlton Jakarta, Jumat (31/10),
Jakarta, Bhirawa
Pemerintah Kota Malang kembali mencatatkan prestasi membanggakan di tingkat nasional. Dalam acara “Kolaborasi dan Harmoni Menggapai Asta Cita untuk Negeri” yang digelar di The Ritz-Carlton Jakarta, Jumat (31/10), Kota Malang meraih penghargaan Excellence in Urban Creative Tourism Activation.
Penghargaan ini diterima langsung oleh Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, sebagai bentuk apresiasi atas komitmen Kota Malang dalam mengembangkan potensi kota kreatif dan memperkuat posisinya sebagai destinasi wisata unggulan di Jawa Timur.
Salah satu program yang menjadi sorotan adalah Program 1.000 Event, sebuah inisiatif kolaboratif antara Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang. Program ini melibatkan berbagai elemen—pemerintah daerah, komunitas kreatif, pelaku seni, UMKM, dan sektor pariwisata—untuk menyelenggarakan ribuan kegiatan sepanjang tahun. Kegiatan tersebut mencakup festival budaya, pameran kreatif, konser musik, kuliner, edukasi, hingga olahraga bertema sport tourism.
“Ini adalah keberhasilan bersama saya dan Mas Wakil Wali Kota untuk membawa nama Kota Malang lebih dikenal luas,” ujar Wahyu Hidayat.
Di tengah upaya efisiensi anggaran, program ini terbukti mampu meningkatkan pendapatan daerah dan memberikan efek berganda (multiplier effect) bagi masyarakat, baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun pemberdayaan komunitas.
Wali Kota Wahyu berharap inovasi berbasis kolaborasi seperti ini terus mendapat apresiasi, terutama yang memberikan dampak nyata dan menjadi solusi atas berbagai persoalan masyarakat.
Malang Menuju Kota Metropolitan dan Pendidikan
Selain pencapaian di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, Wali Kota Wahyu juga menyinggung arah pembangunan nasional. Ia menyampaikan bahwa Kota Malang masuk dalam dua usulan rancangan 50 Kota Prioritas 2025–2029 yang disampaikan oleh Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo: sebagai kota metropolitan dan kota pendidikan.
“Meski jumlah penduduknya di bawah satu juta jiwa, jumlah mahasiswa yang menempuh pendidikan di Malang hampir setara. Totalnya sekitar 1,5 juta jiwa bermukim di kota ini,” jelasnya.
Dengan status calon kota metropolitan, Pemkot Malang berharap dukungan pendanaan dari APBN dapat membantu menyelesaikan berbagai persoalan infrastruktur, seperti banjir, kemacetan, dan pengelolaan sampah.
“Kami akan memanfaatkan anggaran sebaik mungkin, didukung optimalisasi APBD, demi meningkatkan kualitas hidup warga,” pungkas Wahyu. (mut ira.hel)