Sumenep, Bhirawa
Kabupaten Sumenep kembali menunjukkan komitmennya membangun Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul melalui program Sekolah Rakyat. Langkah nyata segera diambil Pemerintah Kabupaten Sumenep dengan menjadikan bangunan Sarana Kegiatan Diklat (SKD) di Kecamatan Batuan sebagai lokasi sementara pelaksanaan program tersebut.
Sekretaris Daerah (Sekda) Sumenep, Edy Rasiyadi mengatakan, ada dua pendekatan strategis dalam implementasi Sekolah Rakyat di Kabupaten ujung timur Pulau Garam Madura ini. Pertama, memanfaatkan fasilitas bangunan yang sudah ada, dan kedua, membangun gedung baru secara bertahap.
”Untuk membangun gedung baru tentu butuh waktu, prosesnya tidak bisa cepat. Sementara Pak Bupati berharap agar program ini segera dijalankan. Karena itu, kami memanfaatkan SKD Batuan sebagai tempat pelaksanaan sementara,” kata Sekda Edy, Senin (30/06).
Menurut Edy, langkah cepat ini merupakan respons atas amanat pemerintah pusat terkait pelaksanaan program nasional Sekolah Rakyat, sebuah program pendidikan alternatif yang bertujuan untuk menjangkau masyarakat kurang mampu dan terpinggirkan, serta menciptakan ruang belajar yang lebih kontekstual, fleksibel, dan inklusif. Sekolah Rakyat dirancang sebagai ruang pendidikan alternatif bagi anak-anak dari latar belakang ekonomi lemah, anak-anak putus sekolah, maupun warga belajar usia non-produktif yang masih ingin melanjutkan pendidikan dasar dan menengah.
”Program ini diharapkan bisa menjadi solusi konkret atas kesenjangan akses pendidikan di wilayah kepulauan dan pedesaan. Kehadiran Sekolah Rakyat ini bukan hanya sebatas program formalitas, tapi merupakan misi strategis daerah untuk meningkatkan kualitas SDM Sumenep secara merata. Kami memastikan semua anak, dari desa hingga pulau-pulau terluar, mempunyai akses terhadap pendidikan yang layak,” jelasnya.
Edy menuturkan, Sarana Kegiatan Diklat (SKD) Batuan sebelumnya memang digunakan sebagai pusat pelatihan aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sumenep. Gedung ini terletak di lokasi strategis, cukup dekat dari pusat kota, dan dilengkapi dengan ruang belajar, aula, serta kamar-kamar asrama yang semula difungsikan untuk peserta pelatihan.
”Bangunan SKD masih dalam kondisi baik. Hanya butuh perbaikan kecil seperti pengecatan, pengecekan sanitasi, dan penguatan jaringan listrik,” ungkapnya.
Edy menambahkan, perbaikan akan segera dilakukan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Sumenep, setelah ada persetujuan teknis dari Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) sebagai pemilik bangunan. ”PUTR sudah ditunjuk sebagai pelaksana teknis perbaikan. Semua bergerak cepat agar program sekolah rakyat bisa dimulai dalam waktu dekat,” tegasnya.
Edy menegaskan, bangunan SKD ini difungsikan sebagai lokasi sementara, Pemerintah Kabupaten Sumenep telah menyiapkan lahan seluas 10 hektare di Desa Patean, Kecamatan Batuan, sebagai lokasi pembangunan gedung permanen Sekolah Rakyat. Lahan tersebut merupakan hibah pemerintah daerah dan sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
”Di Patean sudah kami siapkan tanahnya. Sudah bersertifikat, dan proses perencanaan pembangunan akan dimulai tahun ini. Gedungnya akan lebih representatif dan menjadi pusat pendidikan rakyat terbesar di Madura,” tandasnya. [sul.fen]


