Bojonegoro, Bhirawa
Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Bojonegoro berkolaborasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kab. Bojonegoro menyelenggarakan sosialisasi pencegahan kekerasan melalui program satuan pendidikan ramah anak (SRA) disekolah atau pondok pesantren di Aula Kemenag Bojonegoro, Kamis (7/11).
Upaya pencegahan kekerasan terhadap anak, khususnya dilingkungan pesantren. Sosialisasi ini diikuti sebanyak 149 peserta yang berasal dari seluruh Kepala KUA Kecamatan, dan perwakilan pengurus Ponpes di Kabupaten Bojonegoro.
Kepala Kantor Kemenag Bojonegoro, Abdul Wahid menjelaskan tentang tingginya angka perceraian di Bojonegoro pada tahun ini, untuk itu perlu pemahaman terkait membina keluarga agar sakinah dan harmonis.
“Banyaknya angka perceraian di Bojonegoro yang mayoritas disebabkan oleh faktor ekonomi, maka kami terus berupaya untuk melakukan pembinaan terkait pentingnya membentuk keluarga sakinah,” ungkap Abdul Wahid.
Disampaikan lebih lanjut oleh Abdul Wahid bahwa pada hari ini kemenag Bojonegoro melaksanakan dua kegiatan yakni penyerahan lomba pemenang keluarga samawa dan juga sosialisasi pencegahan kekerasan program SRA di sekolah ataupun pondok pesantren.
“Jadi hari ini ada dua kegiatan yang pertama penyerahan hadiah lomba keluarga samawa dan yang kedua sosialisasi pencegahan kekerasan melalui program SRA terhadap lingkungan pesantren,” tambahnya.
Sementera itu Kepala Dinas P3AKB Bojonegoro, Heru sugiarto menyampaikan bahwa kekerasan dalam anak dibagi menjadi beberapa jenis, salah satunya jenis kekerasan verbal yang meliputi pemukulan, kata-kata ejekan kasar dan juga ancaman, Pesikologi atau emosional intimidasi serta manipulasi yang dapat merusak kesehatan mental pada anak dan tentunya berdampak besar bagi masa depan anak.
“Prinsip pesantren ramah anak lebih mengutamakan keselamatan dan keamanan lingkungan, bebas dari kekerasan dan intimidasi, menghormati hak anak, menghormati hal anak untuk belajar, anak mampu berekspresi ,bermain dan beristirahat,” jelasnya.
Heru juga menyampaikan bahwa pesantren ramah anak memiliki lingkungan pendidikan keagamaan yang menghormati, melindungi dan memenuhi hal anak sehingga tercipta suasana aman dan mendukung tumbuh kembang santri.
“Pesantren ramah anak akan menciptakan suasana aman demi mendukung tumbuh kembang santri dan kami menyediakan psikolog untuk remaja di pesantren yang membutuhkan penanganan, seperti kenakalan remaja,” terangnya.
Melalui sosialisasi ini Plt Kasubag TU Kemenag Bojonegoro, Zainal Arifin menyampaikan diharapkan pesantren di Bojonegoro lebih maju dan semakin berkualitas terhadap mutu pelayanan baik segi pengajar dan juga fasilitas yang dapat mendukung tumbuh kembang santri.
“Semoga pesantren di Bojonegoro semakin maju dan berkualitas sehingga santri dapat belajar dengan nyaman dan mendapatkan ilmu yang memadai sehingga dapat diterapkan di masyarakat,” ujarnya. [bas.dre]