33 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

FKH Unair Bekali Mahasiswa BKK Mitigasi Kesenjangan Teori dan Praktik Lapangan


Surabaya, Bhirawa
Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (UNAIR) lepas mahasiswa peserta Belajar Bersama Komunitas (BBK) , Senin (15/7). Sebelum diturunkan di Lumajang, Kediri, Nganjuk, Madiun, Magetan Gresik, Lamongan, Tuban dan Mojokerto para mahasiswa dibekali lebih dahulu.

Pembekalan tersebut diisi dengan pemaparan materi dari Lina Susanti drh MSc PhD dan Prof Dr Herry Agoes Hermadi drh MSi. Keduanya menekankan pentingnya kesiapan mahasiswa, baik dari segi teori maupun praktik

Lebih detail, Lina memaparkan materi mitigasi kesenjangan teori dan praktik dalam implementasi program BBK. Ia menekankan mahasiswa tidak hanya perlu belajar, tetapi juga menguasai keterampilan praktis. “Ketika di lapangan, tidak semua bisa langsung dipahami. Tapi ketika kalian lulus, itulah yang menjadi langkah awal,” ungkapnya.

Tak hanya itu, Lina juga menjelaskan kemampuan berpikir kritis dan teamwork merupakan salah satu aspek yang penting untuk diasah. Menurutnya, pelaksanaan BBK menjadi momen yang tepat bagi mahasiswa untuk menguji kemampuan belajar bersama komunitas. Ia juga berpesan agar mahasiswa mampu menjembatani apabila ada perselisihan pendapat atau permasalahan lain.

“Komunikasi juga sangat penting harus pintar dijaga. Khususnya karena nanti konteksnya kalian nanti bertamu di rumah orang. Jangan sampai kalian menyinggung dan sebagainya,” tegasnya.

Sementara itu, Dr Nusdiantoro menekankan pentingnya penguasaan teknologi. Ia menjelaskan bahwa beberapa daerah yang menjadi tempat penerjunan BBK masih belum merata pemanfaatan teknologi. Dalam kondisi tersebut, mahasiswa harapannya tetap mampu beradaptasi. Sebab, kesederhanaan justru dapat melatih ketangguhan dan kemandirian mereka.

Berita Terkait :  Bakso Pandawa dan Kehangatan Kuliner Nusantara di Sydney

“Modifikasi banyak sekali yang dapat kita lakukan di bidang ilmu kita. Jadi, ketika kalian melihat sesuatu yang berbeda di lapangan kemudian yang diajarkan dengan dosen, dapat beda karena variasi kasusnya,” tuturnya.

Sementara itu, Prof Herry memberikan materi mengenai penyiapan praktik, khususnya terkait inseminasi buatan pada sapi. Ia menjelaskan penggunaan alat serta pentingnya keterampilan teknis yang wajib dimiliki seorang dokter hewan.

“Dokter juga harus bisa melakukan tindakan langsung dan memastikan hewan ditangani dengan benar agar tidak menimbulkan risiko. Yakinkan diri kalian bahwa mampu melakukan dan kamu catat pada diri sendiri bahwa kamu bisa,” ujarnya. [ina.wwn]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru