26 C
Sidoarjo
Thursday, December 18, 2025
spot_img

FISIP UB Dorong Warga Ubah Pola Makan dari Instan ke Ubi Jalar


Kota Malang, Bhirawa
Workshop Sosialisasi Dampak Ultra-Processed Food (UPF) terhadap Kesehatan Masyarakat di Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Gunung Kawi, Kabupaten Malang, dilakukan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) melalui skema pendanaan hibah pengabdian internal Tahun 2025.

Dr. Henny Rosalinda dosen Program Studi Hubungan Internasional,mengemukakan, kegiatan ini, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya kelompok muda dan keluarga pekerja migran, mengenai risiko kesehatan yang ditimbulkan karena mengkonsumsi makanan ultra-proses atau UPF, seperti mi instan, minuman manis, dan camilan kemasan.

Tim pengabdian melibatkan Adhi Cahya Fahadayna, M.S. dan Primadiana Yunita, MA, serta sejumlah mahasiswa dari Program Studi Hubungan Internasional sebagai mitra pelaksana lapangan.

“Desa Wonosari memiliki potensi pertanian lokal seperti ubi jalar yang sangat baik untuk dikembangkan sebagai pangan sehat. Namun, tantangan utama saat ini adalah tren meningkatnya konsumsi makanan instan di kalangan muda yang berisiko menimbulkan masalah kesehatan jangka panjang,” jelas Henny Rosalinda.

Desa Wonosari yang terletak di kaki Gunung Kawi ini dikenal sebagai salah satu sentra penghasil ubi jalar di Jawa Timur. Untuk memperkuat pemahaman warga, turut diundang juga seorang ahli gizi yang menjelaskan secara detail bahaya konsumsi UPF yang berlebihan dan manfaat konsumsi bahan pangan alami seperti ubi jalar.

Workshop dilaksanakan secara partisipatif, dengan pendekatan edukatif dan diskusi terbuka bersama warga desa. Materi meliputi pengenalan kandungan berbahaya dalam UPF, dampaknya terhadap tubuh, serta alternatif makanan sehat berbasis hasil pertanian lokal. Peserta juga mendapatkan panduan identifikasi produk UPF serta sesi demonstrasi makanan bergizi.

Berita Terkait :  Koramil 0823-14/Jatibanteng Kawal Penyaluran Bantuan Pangan

Selain edukasi terkait bahaya UPF, juga memperkenalkan inovasi pengolahan pangan lokal berbahan dasar ubi jalar. Selama ini, masyarakat Desa Wonosari umumnya hanya mengolah ubi dengan cara direbus, yang menyebabkan kebosanan dalam konsumsi harian.

Peserta dikenalkan pada berbagai variasi olahan ubi jalar, seperti sambal goreng, perkedel ubi, dan kroket ubi dengan rasa yang lebih gurih dan menarik. “Semua yang biasa kita buat dari kentang bisa diganti dengan ubi,”imbuh Henny. Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan inspirasi baru kepada masyarakat dalam memanfaatkan ubi yang selama ini hanya dijual dalam bentuk rebusan. Harapannya, tidak hanya meningkatkan variasi rasa dan gizi, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru berbasis potensi lokal.

Sekeretaris Desa Wonosari Adi Budianto mengatakan masyarakat menyambut antusias kegiatan ini, khususnya para ibu yang terlihat dari aktifnya mereka dalam sesi tanya jawab serta keterlibatan dalam praktik pengolahan makanan. Banyak peserta mulai menyadari bahwa pola makan yang sehat dapat dimulai dari dapur sendiri, dan bahan pangan lokal seperti ubi dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas gizi sekaligus nilai ekonomis keluarga.

Adi menyampaikan kegiatan ini menjadi bagian dari kontribusi nyata FISIP yang berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Harapannya akan dapat membangun masyarakat yang tangguh melalui pendekatan interdisipliner dengan menghubungkan isu pangan, kesehatan, dan pembangunan berkelanjutan. [mut.wwn]

Berita Terkait :  Haram Meng-oplos Beras

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru