33 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Erupsi “Ramah” Semeru

Wedus gembel (awan kelabu pekat) telah dimuntahkan gunung Semeru, di Lumajang, Jawa Timur. Wedus gembel bagai badai raksasa, bergerak dalam radius 8 kilometer, sebagai tanda erupsi cukup besar. Sekaligus menyebabkan status “awas” erupsi. Gladak abang sudah tertutup awan gelap sejak menjelang shalat ashar. Asap debu vulkanik telah memenuhi jalur utama transportasi antar-kota Lumajang-Malang. Masih terdapat 178 orang terjebak dalam pendakian, meng-aman-kan diri di sekitar danau Ranu Kumbolo.

Walau sesungguhnya Semeru bukan tipe gunung berapi yang “garang.” Masyarakat desa Supiturang, dan Sumber Wuluh, biasa menghadapi erupsi. Dianggap sebagai siklus Jonggring Saloko (kawah di puncak Semeru). Meluapkan lahar dengan berbagai material batuan mineral, bagai mengganti lapisan tanah. Muntahan Semeru bisa menyuburkan seluruh ladang. Bahkan material yang berupa pasir, sangat diharapkan masyarakat sekitar. Pasir muntahan Semeru, berwarna hitam kelam. Harganya sangat mahal!

Selama berpuluh-puluh tahun (diperkirakan sejak dua abad silam) tambang pasir menjadi nafkah warga lereng Semeru. Banyak yang menjadi juragan pasir, kaya. Namun konon, tidak boleh terlalu kaya (serakah). Maka masyarakat tiada yang bersedih Semeru erupsi. Masyarakat sudah biasa melakukan pengungsian mandiri, sejak Rabu sore (19 November). Sejak pagi sudah terasa tanda-tanda erupsi, menyemburnya asap debu. Namun sebagian masih melakukan aktifitas biasa. Termasuk penambangan pasir.

Sebab biasanya, erupsi Semeru tergolong “ramah.” Namun pada Sabtu, lepas waktu asar, terdengar keras suara gemuruh. Gunung berapi tertinggi di pulau Jawa ini memuntahkan awan panas, masih menjadi tontonan (banyak yang mem-video-kan). Tak kalah dengan seru dibanding warga Amerika yang suka berburu badai (storm chasers). Gemuruh erupsi Semeru, melebihi dengan pusaran badai Tornado.

Berita Terkait :  Mengasuh Anak Tanpa Bias: Hari Disabilitas Internasional Menguji Hati Orang Tua

Berdasar rekaman CCTV milik PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) menunjukkan wedus gembel, dengan sangat besar. Bagai raksasa, kepulan asap vulkanik berwarna kelabu kehitaman mengarah ke aliran sungai Besuk Kobokan. Juga lima sungai lain yang rutin mengalirkan lahar. Tetapi banyak pula awan panas meluncur melintas desa Supiturang dan desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo. Sesuai “SOP,” seluruh aktifitas masyarakat (termasuk pendakian), dihentikan. Wajib mengungsi.

Daerah aman yang harus “distrerilkan” ditetapkan sejauh 19 kilometer. Mitigasi ketat harus diberlakukan untuk menghindari korban jiwa (seperti erupsi serupa 4 tahun lalu). Saat itu, Ahad, 5 Desember 2021, puluhan warga desa Supiturang, dan Sumber wuluh, Lumajang, bagai “adu cepat” dengan luruhan lahar panas gunung Semeru. Lebih 40 orang berhasil mencapai “finish” lokasi balai desa, dengan luka bakar. Namun ternyata, banyak pula yang tidak selamat.

Erupsi 2021, tercatat sebanyak 57 korban jiwa. Serta lebih dari 20 orang dinyatakan hilang. Paling mengenaskan sepanjang sejarah (yang ter-dokumentasi). Untuk perama kalinya korban erupsi memperoleh jatah hunian tetap (huntap). Pemerintah merelokasi rumah korban erupsi Semeru ke zona aman. Kompleks perumahan khusus korban awan panas guguran, semula adalah hutan pinus yang dirubah menjadi perumahan tipe 36 siap huni.

Ironisnya, masyarakat yang memperoleh jatah huntap, memilih tetap tinggal di rumah lama, yang pernah dihinggapi material erupsi Semeru. Sekitar 65% huntap Nampak kosong. Bisa disebabkan nafkah utama (berladang, dan menambang pasir) memang sangat dekat dengan rumah lama, di “zona merah.” Seperti erupsi terbaru, masyarakat mengungsi dalam jarak dekat.

Berita Terkait :  PGN Ajak Jurnalis Rasakan Langsung BBG ā€œGaskuā€ dalam Sosialisasi AJP 2025

Berdasar UU Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana, korban bencana memiliki hak memperoleh bantuan melanjutkan kehidupan yang layak. Diatur dalam pasal 26 ayat (2), terutama bantuan kebutuhan dasar.

——— 000 ———

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru