Kota Madiun, Bhirawa
Sejak terpilih pada Juli 2023 sebagai Sekolah Penggerak, 12 lembaga pendidikan yang terdiri atas tujuh TK, dua SD, dan tiga SMP di Kota Madiun terus mendapatkan pemantauan dari Dinas Pendidikan setempat.
Adapun 12 sekolah tersebut adalah TK Islamiyah Rahmatan Lil ‘Alamin, TK Nur Mujahidin, TK Islamiyah 01 Rejomulyo, TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1, TK Islam Al-Irsyad Madiun, TK Siti Hajar 3, dan TK Ihsaniyah. Kemudian, SDN Sukosari dan SDN 03 Kanigoro. Serta, SMPN 9 Madiun, SMPN 10 Madiun, dan SMPIT Bakti Ibu.
”Target kami selama 3 tahun mereka harus sudah bisa menjadi perintis bagi sekolah lain di sekitarnya. Perintis dalam hal peningkatan SDM, perintis peningkatan mutu pembelajaran yang bermakna, dan perintis penguatan karakter pelajar Pancasila,” tutur Kabid Kurikulum, Pembinaan Bahasa, dan Sastra Dinas Pendidikan Kota Madiun, Slamet Hariyadi saat ditemui dalam Gelar Karya Sekolah Penggerak, Jumat (15/11).
Menurut Hariyadi, selama hampir 2 tahun diterapkan, saat ini keberhasilan program Sekolah Penggerak di Kota Madiun telah mencapai 80 persen dari target yang ditentukan. Terutama, dalam hal peningkatan SDM.
Hal ini, menurutnya, tampak dari capaian guru di lembaga pendidikan yang ditunjuk sebagai Sekolah Penggerak. Misalnya seperti guru di SDN Sukosari sudah bersertifikat yang diakui kementerian untuk bisa praktek baik di sekolah lainnya sebanyak 22 sertifikat.
Begitu pula guru di SDN 03 Kanigoro. Serta, SMPN 9 Madiun yang telah menunjukkan keterampilannya dalam pemanfaatan AI sebagai media pembelajaran. Sehingga, menginspirasi sekolah lainnya untuk mengikuti langkah yang sama.
Meski begitu, Hariyadi tak menampik terjadi kendala dalam pelaksanaan program Sekolah Penggerak. Salah satunya disebabkan kurangnya percaya diri lembaga pendidikan yang ditunjuk sebagai Sekolah Penggerak.
Sebagai sekolah dengan akreditasi menengah, mereka khawatir tidak sanggup memenuhi target. Apalagi, menjadi penggerak bagi sekolah lainnya. Terutama, yang memiliki akreditasi lebih tinggi dibandingkan sekolahnya.
Untuk itu, Dindik terus berupaya melakukan pendampingan. Di antaranya melalui lokakarya kurikulum, kepemimpinan, pembelajaran diferensiasi, dan transformasi digital. ”Sejauh ini mereka siap,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Hariyadi berharap dengan program Sekolah Penggerak ini bisa menjadi pemacu sekolah terpilih untuk dapat meningkatkan kualitas dan prestasi. Serta, menjadi inspirasi bagi sekolah lainnya agar meningkatkan mutu pembelajaran kepada peserta didik. ”Harapannya bisa tercapai pemerataan pendidikan di Kota Madiun,” tandasnya. [dar.gat]