Surabaya, Bhirawa
Dosen Pendidikan Guru PAUD Petra Christian University (PCU) menagapi fenomena konten Anomali yang menampilkan benda mati dan hewan yang beraksi layaknya manusia. Konten viral tersebut tidak logis, tetapi justru menarik perhatian anak-anak yang masih dalam fase imajinatif.
Dosen Elementary Teacher Education atau PG-PAUD Petra Christian University (PCU), Dra. Lisa Narwastu Kristsuana, M.PSDM, menjelaskan fenomenal seperti anomali bukanlah hal yang baru, suatu imajinasi juga penting bagi tumbuh kembang anak terutama umur dua tahun, tapi setelah enam tahun anak perlu mengenali realita belajar berpikir logis.
“Pada jaman dulu kita mengenal Barbie dan Harry Potter, yang membedakan imajinasi sekarang absurd, konten anomali tersebut popular tidak hanya daya tarik visual tetapi algoritma yang mendorong konsumsi berulang, akhirnya anak ‘penikmat pasif’ dari konten tidak mendidik,” ujarnya, Kamis, (12/6).
Lanjut Lisa mengatakan Ibarat tanaman disiram tak beraturan, otak anak-anak bisa rusak, mengakibatkan otak anak bisa rusak, Blank, sulit focus, bahkan emosi kacau, itu disebabkan oleh efek dari dopamine terus diporoduksi otak secara tidak teratur saat menerima rangsangan, konten membuat kehilangan struktur dalam menyerap informasi, hingga akhirnya memicu brainrot secara perlahan.
“Dampak brainrot tidak hanya menyerang kemampuan belajar, tapi aspek emosi dan sosial anak, jadi lebih kasar, mudah tersinggung, bahkan mengalami kecemasan berlebih, udah banyak orang tua mengeluhkan anaknya bicara ketus dan lebih senang menyendiri dengan gadget,” tutur Lisa.
Lisa Menambahkan efek empati anak tipis karena otak terbiasa melihat konten yang palsu dan tidak berperasaan. “Melarang anak bukan merupakan solusi tetapi kuncinya ada pada kekuatan relasi dan komuniasu orang tua dengan anak, Kita harus jadi teman bicara yang bijak, bukan penghakim” pungkasnya.
Edukasi bagi orang tua dan guru, bukan hanya soal teknologi tapi juga soal nilai, ucap Lisa, Jika anak punya rasa aman dari rumah, mereka akan lebih tahan terhadap tekanan luar, pada era serba cepat dan penuh distraksi, kehadiran yang hangat dan penuh pengertian dari orang dewasa adalah fondasi perlindungan terbaik bagi anak, mereka harus merasa dirinya berharga bukan hanya diterima teman, tetapi tahu dirinya dikasihi. [ren.wwn]


