25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Dosen FK Untag Surabaya Jelaskan Karakteristik NPD


Surabaya, Bhirawa
Narsisstic Personality Disorder (NPD) tengah menjadi pembahasan hangat ditengah masyarakat. Perilaku yang masuk gangguan kepribadian tak jarang cukup mengganggu orang-orang yang ada disekitarnya. Lalu, seperti apakah NPC dimata dr Adinda Istantuna, Sp. KJ, dosen Fakultas Kedokteran Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya.

Menurut dokter spesialis kedokteran jiwa itu, NPD umumnya ditandai oleh tiga hal yang dapat dikenali. “NPD adalah gangguan mental dimana gangguan tersebut dapat menyebabkan seseorang memiliki masalah superioritas, haus akan validasi atau pujian dan cenderung memiliki sifat meremehkan orang lain,” ujarnya dalam acara Medtalk yang digelar Untag Surabaya, Kamis (22/5).

Lebih lanjut, dr. Dinda mengatakan bahwa umumnya penderita NPD tidak menyadari bahwa ia memiliki gangguan kepribadian. Karena memiliki kecenderungan untuk merasa selalu benar dan menganggap pandangan atau pendapat orang lain sebagai sesuatu yang salah.

Menurut Diagnostic and Statistical Manual (DSM) of Diseases Disorders, kata dr. Dinda, ada lima dari sembilan gejala yang dapat dilihat sebagai gejala pada penderita NPD. “Diantaranya adalah merasa percaya diri yang berlebihan, haus akan validasi yang berlebihan, memiliki rasa berhak untuk diistimewakan, mempunyai fantasi akan prestasi atau kesuksesan, kebutuhan yang berlebihan akan kekaguman dari orang lain eksploitasi interpersonal, memiliki rasa empati yang sangat kurang, iri terhadap orang lain atau mengaggap orang lain yang iri terhadapnya, cenderung sombong dan angkuh, serta sensitif terhadap kritik,” jelasnya.

Berita Terkait :  Ekoteologi: Paradigma Baru dalam Etika Lingkungan

Selain itu, dr. Dinda mengungkapkan gejala NPD pada anak muda dapat dipicu dari cara mereka bemedia sosial. Sebab, medsos menjadi sarana validasi instan, karena postingan di media sosial dapat dimanipulasi atau dilebih-lebihkan guna mendapatkan validasi dari pengikutnya. “Jika tidak mendapatkan validasi tersebut, maka mereka cenderung akan kecewa, sakit hati hingga melakukan hal yang manipulatif dan eksploitatif,” ungkapnya.

dr. Dinda juga menyebut seseorang yang mengalami gangguan kepribadian narsistik dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya faktor neurobiologi otak, penurunan volume anatomi otak yang mengatur rasa empati dan perhatian, serta faktor genetik atau keturunan.

Terkait itu, dr. Dinda berpesan agar sebagai manusia, perlu menyadari batas kemampuan atau kelebihan. Namun, yang dapat di lakukan adalah mengembangkan kelebihan hingga pada batas tertentu.

“Ketika kita mencapai suatu kelebihan, kita tetap harus bersikap rendah hati dan membumi. Sebab, manusia pasti memiliki kekurangan, dan kekurangan tersebut dapat menjadi hambatan dalam meraih kesuksesan jika kita tidak mawas diri. Tetap jaga kesehatan dan sayangi diri secukupnya,” tuturnya. [ina.wwn]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru