Oleh :
Muhammad Yusuf
Dosen PPKn Universitas Muhammadiyah Malang.
Guna menjawab tantangan dan tuntutan revolusi industri 4.0, menjadi hal yang urgen bagi pemerintah untuk menghadirkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Terutama SDM vokasi guna menjawab peluang dan dinamika dunia kerja baik secara domestik maupun internasional. Terlebih, pemerintah telah mencanangkan Visi Indonesia 2045 untuk menjadi negara maju dengan pendapatan tinggi serta PDB terbesar kelima dunia. Ditambah, dengan adanya peluang bonus demografi yang diperkirakan akan mencapai puncaknya pada 2030, Indonesia berpotensi besar untuk memanfaatkan peluang itu jika dapat mempersiapkan SDM dengan baik.Logis adanya, jika upaya pemerintah mewujudkan SDM vokasi ini menarik untuk disorot dan dikaji bersama.
Daya saing SDM Indonesia
Daya saing SDM vokasi Indonesia merupakan isu yang krusial dalam menghadapi tantangan globalisasi, perkembangan teknologi, serta persaingan di pasar tenaga kerja internasional. Peningkatakan kualitas SDM vokasi memang perlu terus dikembangkan guna bisa bersaing di dunia kerja. Pengembangan pendidikan vokasi di dalam negeri bisa dijalankan dengan kampus-kampus ternama dunia sebagai change agent dan leader proyek perubahan dan inovasi untuk membawa perguruan tinggi ke dalam ekosistem dan tata kelola perguruan tinggi vokasi yang baik dan sehat untuk menuju reputasi perguruan tinggi global dan siap untuk bersaing di kancah internasional. Logis adanya, jika pemerintah terus melakukan pengembangan pendidikan vokasi guna mencapai pembangunan yang inklusif dan merata di seluruh wilayah Indonesia.
Oleh sebab itu, pemerintah perlu sigap dengan pemanfaatan momentum bonus demografi, di mana saat ini memiliki 70% penduduk berusia produktif dengan jumlah angkatan kerja mencapai 144 juta orang. Bahkan, jumlah angkatan kerja berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada Agustus 2023 sebanyak 143,72 juta orang, naik 3,57 juta orang dibanding Agustus 2022. Penduduk yang bekerja sebanyak 135,30 juta orang, naik sebanyak 4,25 juta orang dari Agustus 2022, (Kontan,4/10/2024).
Data tersebut, bisa diartikan bahwa angkatan kerja yang tersedia masih belum ada kesimbangan dengan serapan angkatan kerja, sehingga fakta itulah yang mesti perlu mendapat perhatian pemerintah agar lebih bisa mengembangkan dan mengekplorasi SDM yang ada, salah satunya melalui upaya menghadirkan peningkatan SDM vokasi. Oleh sebab itu, tantangan yang dihadapi vokasi saat ini tentu beragam, salah satunya masalah peningkatan kualitas. Pemerintah meski terus berusaha agar masyarakat bisa memahami bahwa pendidikan vokasi menjadi salah satu jawaban untuk menyediakan SDM yang siap kerja dan membuka lapangan pekerjaan. Peningkatan kualitas bukan sekedar sarana prasarana tapi juga SDM-nya itu yang perlu diutamakan.
Untuk meningkatkan daya saing SDM vokasi Indonesia, diperlukan sinergi antara pemerintah, industri, dan lembaga pendidikan dalam mengembangkan keterampilan yang relevan, memperbaiki infrastruktur pendidikan, serta memastikan standar kompetensi yang diakui secara internasional. Penguasaan teknologi dan soft skills juga menjadi kunci utama dalam mempersiapkan SDM vokasi yang siap menghadapi tantangan global di masa depan.
Urgensi peningkatan SDM vokasi
Seiring dengan kondisi persaingan dan perkembangan zaman yang begitu cepat maka kontribusi pendidikan dalam menghasilkan SDM yang unggul dan berdaya saing sangat urgent untuk dihadirkan. Sekaligus, sebagai indikator majunya suatu bangsa hasilnya didapat dari proses pendidikan yang bermutu. Salah satunya adalah melalui pendidikan vokasi yang ada, akan berpotensi membantu dalam mempersiapkan tenaga kerja menghadapi revolusi teknologi yang sedang berlangsung. Detailnya, berikut inilah beberapa point urgensi pentingkatan SDM vokasi.
Pertama, kebutuhan industri yang terus berkembang. Artinya, seiring dengan perkembangan teknologi dan industri 4.0 mendorong perubahan kebutuhan tenaga kerja dengan keterampilan khusus. Industri saat ini membutuhkan tenaga kerja yang siap dengan keahlian praktis yang spesifik dan dapat beradaptasi dengan cepat. Sehingga, pendidikan vokasi memainkan peran penting dalam menjembatani kesenjangan antara keterampilan yang dimiliki tenaga kerja dan kebutuhan industri.
Kedua, mengurangi tingkat pengangguran. Salah satu masalah besar di banyak negara adalah tingginya tingkat pengangguran, terutama di kalangan anak muda. SDM vokasi yang terampil dan siap kerja memiliki peluang lebih besar untuk langsung terserap di pasar kerja, sehingga dapat membantu menurunkan angka pengangguran. Sehingga, keterampilan yang langsung dapat diaplikasikan di lapangan akan menjadi nilai tambah bagi lulusan vokasi.
Ketiga, meningkatkan daya saing global. Negara dengan tenaga kerja yang memiliki keterampilan yang relevan akan lebih kompetitif dalam perdagangan global. Sehingga, melalui SDM vokasi yang memiliki keahlian tinggi dapat berkontribusi dalam meningkatkan produktivitas nasional, yang pada gilirannya meningkatkan daya saing negara di pasar internasional. Hal ini juga penting untuk menarik investasi asing dan pengembangan sektor-sektor industri strategis.
Keempat, adaptasi terhadap perubahan teknologi. Artinya, di era digitalisasi dan otomatisasi sekarang ini sangat menuntut tenaga kerja dengan keahlian yang lebih spesifik dan adaptif. Untuk itu, pendidikan vokasi yang fokus pada keterampilan teknis dan praktis sangat dibutuhkan untuk memastikan tenaga kerja dapat beradaptasi dengan perubahan ini. Sehingga, peningkatan SDM vokasi akan membantu dalam mempersiapkan tenaga kerja menghadapi revolusi teknologi yang sedang berlangsung.
Kelima, mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan. Itu artinya, melalui SDM vokasi yang berkualitas dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Mereka berkontribusi dalam menciptakan inovasi diberbagai sektor, meningkatkan produktivitas, dan mendukung perkembangan sektor UMKM serta industri kreatif. Pendidikan vokasi yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal juga dapat meningkatkan potensi pembangunan ekonomi di daerah-daerah.
Minimal melalui kelima point urgensi pendidikan vokasi di atas, besar kemungkinan jika mampu diimplemntasikan dengan baik dan maksimal maka pendidikan vokasi akan berpotensi membantu dalam mempersiapkan tenaga kerja menghadapi revolusi teknologi yang sedang berlangsung.Oleh karena itu, peningkatan SDM vokasi adalah kebutuhan mendesak untuk memastikan kesiapan tenaga kerja menghadapi masa depan, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
———- *** ———–