Cawagub Emil Dardak saat menjadi Speaker pada Diskusi Publik bersama Komunitas Teknokrat Sinergi Indonesia Maju (KOMITS) 08 Jawa Timur di Hotel Novotel Samator Surabaya, Sabtu (9/11/2024). foto: Gegeh Bagus Setiadi/Bhirawa.
Surabaya, Bhirawa.
Komunitas Teknokrat Sinergi Indonesia Maju (KOMITS) 08 Jawa Timur menggelar diskusi publik bertajuk ‘Jawa Timur Maju Berprestasi Menuju Indonesia Emas 2045’ di Hotel Samator Novotel Surabaya, Sabtu (9/11).
Salah satu agenda utama dalam diskusi ini adalah membahas program pengembangan mobil listrik nasional, yang diharapkan mampu menjadi motor penggerak ekonomi dan inovasi teknologi di Indonesia, khususnya di Jawa Timur.
Menariknya, diskusi ini dihadiri langsung Calon Wakil Gubernur (Cawagub) nomor urut 2, Emil Elestianto Dardak. Wakil dari Calon Gubernur Khofifah Indar Parawansa ini menjadi speaker dalam diskusi publik kali ini.
Guru Besar ITS dan pakar otomotif, Prof. Dr. Harus L. Guntur, menjadi sorotan dengan presentasinya mengenai kendaraan listrik multiguna yang dikembangkan ITS, yakni Multipurpose Electric Vehicle ITS (MEvITS). Mobil listrik ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan berbagai sektor, dari logistik hingga transportasi umum.
Prof. Guntur memaparkan bahwa mobil listrik memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Dari target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, sekitar 2% bisa disumbangkan oleh sektor mobil listrik nasional,” ujar Prof Guntur.
Ia menambahkan, dari target produksi 10 juta unit mobil nasional, 10% di antaranya atau sekitar 1 juta unit diharapkan berasal dari kendaraan listrik.
Menurut Prof Guntur, Ini setara dengan nilai Rp300 triliun, angka yang sangat signifikan untuk mendorong ekonomi berbasis teknologi.
Dalam tahapan pengembangannya, produksi massal mobil listrik nasional akan dimulai pada tahun 2027. Tahap pertama akan fokus pada produksi unit, sementara di tahap kedua, desain sepenuhnya berasal dari Indonesia.
“Untuk publikasi dan teknologi, kita akan dibantu oleh mitra dari Cina dan Korea Selatan,” jelas Prof Guntur.
Pihaknya menegaskan bahwa pasar mobil listrik di Indonesia akan terus tumbuh, termasuk di Jawa Timur. Proyeksi pasar mobil nasional di tahun 2024 mencapai 850 ribu unit, dengan kendaraan listrik menyumbang sekitar 50 ribu unit.
“Ini angka yang kecil, tapi merupakan awal yang baik. Harapannya, angka ini akan terus meningkat seiring dengan dukungan kebijakan pemerintah dan antusiasme masyarakat terhadap kendaraan ramah lingkungan,” tambahnya.
Diskusi ini juga menyoroti peran strategis Jawa Timur sebagai pusat inovasi. Dengan dukungan ITS sebagai institusi teknologi terkemuka, provinsi ini siap menjadi motor penggerak dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045.
“Jawa Timur memiliki potensi besar untuk memimpin pengembangan teknologi mobil listrik nasional. Kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah akan menjadi kunci kesuksesan,” pungkas Prof Guntur.
Untuk diketahui, diskusi publik ini juga dihadiri Anggota Komisi VII DPR RI Bambang Haryo Soekartono dari Fraksi Gerindra dan Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PKS, Reni Astuti.
Komunitas Teknokrat Sinergi Indonesia Maju berharap program ini tidak hanya meningkatkan daya saing teknologi Indonesia di kancah global, tetapi juga mendorong transformasi ekonomi yang lebih berkelanjutan. (geh.hel)