Anggota DPD RI terpilih Dr Lia Istifhama saat memandu acara Jagong Masalah Umrah dan Haji (JAMARAH) yang digelar Kanwil Kemenag Jatim.
Surabaya, Bhirawa
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Jawa Timur kembali menyelenggarakan Jagong Masalah Umrah dan Haji (JAMARAH).
Kali ini, tepat pada Selasa, 17 September 2024, Jamarah Angkatan Kedua Tahun 2024 digelar setelah sebelumnya, angkatan pertama digelar di Pasuruan dengan menghadirkan narasumber anggota Komisi VIII DPR RI Anisah Syakur.
Pada Jamara kedua, tak tanggung tanggung Kemenag Jatim menghadirkan dua politisi muda yang sama-sama akan dilantik di Senayan.
Adalah Ra Hasani yang didapuk sebagai narasumber, anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Demokrat yang untuk kali kedua akan dilantik pada 1 Oktober 2024 mendatang. Politisi kedua adalah Lia Istifhama, DPD RI terpilih Jawa Timur, yang saat itu menjadi moderator. Keduanya merupakan peraih suara jumbo nasional.
Jika Ra Hasani masuk dalam sepuluh besar nasional suara anggota DPR RI pada Pemilu 2024 kemarin, maka Lia Istifhama yang juga keponakan Gubernur Jatim 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa, merupakan peraih suara tertinggi nasional kategori senator perempuan non petahana.
Dalam Jamarah yang dihadiri Kakanwil Jatim Akhmad Sruji Bahtiar, serta para Ketua Tim yaitu Farmadi, Fentin Istifaiyah, Ahmad Alauddin, Eliana, dan Edi Susilo tersebut, juga hadir Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh Abdul Haris.
Abdul Haris yang menjadi narasumber selain Ra Hasani, menjelaskan beberapa strategi Kemenag memperbaiki pelayanan pada jamaah haji dan umroh.
“Alhamdulillah penyelenggaraan haji 2024 adalah pelayanan terbaik dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini bahkan diakui oleh Menteri Haji Arab Saudi yang menyebut Indonesia sebagai negara terbaik dalam koordinasi terkait pelayanan haji,” kata doktoral UIN SATU Tulungagung tersebut.
“Diantara strategi Kemenag adalah terkait upaya menekan angka kematian jamaah, yaitu dengan istitoah kesehatan sebagai syarat berangkat jamaah ke tanah suci sebelum melakukan pelunasan biaya ibadah haji. Terbukti, jemaah haji Debarkasi Surabaya pada masa operasional haji 2024 mengalami penurunan drastis angka kematian jamaah. Jika tahun lalu 171, maka dari 106 Kloter pada 2024, hanya 81 jamaah yang wafat di Arab Saudi. Padahal jumlah jamaah haji lebih besar,” paparnya.
Strategi berikutnya yang dijelaskannya di hadapan peserta Jamarah adalah aplikasi OSS.
“Salah satu komitmen perbaikan pelayanan adalah penerapan aplikasi OSS atau one stop service yang mengidentifikasi pelayanan haji sesuai kebutuhan, seperti penambahan fasilitas, konsumsi secara penuh, dan berbagai kemudahan lainnya,” jelasnya.
Perbaikan pelayanan jamaah haji, menurutnya adalah hasil kerja sama dua negara, yaitu Arab Saudi sebagai tuan rumah jamaah haji dan Indonesia sebagai tamu.
“Banyak perbaikan pelayanan jamaah haji yang berhasil dicapai karena koordinasi yang intens dan kooperatif antara pemerintah Indonesia dengan kerajaan Arab Saudi. Banyak inovasi selama tahun 2024, diantaranya skema murur. Skema Murur diberlakukan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) upaya untuk menjaga keselamatan jemaah dari potensi padatnya area Muzdalifah,” tambahnya.
Pemaparan Abdul Haris pun diamini oleh Ra Hasani yang secara gamblang menyebut pengakuan dari Komisi VIII DPR RI tentang penilaian positif pada Kemenag Jatim.
“Sesuai penilaian Komisi 8, pelayanan haji 2024 jauh lebih baik. Dengan begitu ada progestivitas dan keteguhan menjalankan komitmen pelayanan sepenuh hati dari Kanwil Kemenag Jatim. Ini harus diakui dan diapresiasi,” jelas putra ulama kharismatik Madura, KH Zubair Muntashor tersebut.
Tak lupa, ia pun berpesan kepada masyarakat agar selalu memilih biro perjalanan yang kredibel.
“Dari semua pengalaman, seperti adanya kisah-kisah jamaah Indonesia terciduk razia petugas keamanan setempat karena berhaji menggunakan visa ziarah atau visa umroh selama tiga bulan, maka tolong ini jadi pengalaman yang berarti. Jangan pilih yang asal murah, namun carilah yang aman dan berkah. Sehingga ibadah akan tenang dan khusyuk,” pungkasnya. [iib]