Kota Probolinggo, Bhirawa
Menjelang dimulainya proses belajar di Sekolah Rakyat (SR) Kota Probolinggo, sebanyak 100 orang tua calon siswa mendapat kesempatan meninjau langsung fasilitas asrama dan ruang kelas yang akan digunakan oleh anak-anak mereka.
Kegiatan pengenalan ini berlangsung pada Rabu (8/7), dan dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA) Kota Probolinggo, Rey Suwigtyo.
“Pengenalan ini merupakan bagian dari tahapan persiapan pelaksanaan Sekolah Rakyat. Sebelumnya, seluruh calon siswa telah mengikuti pemeriksaan kesehatan. Kini, kami ingin memberikan gambaran menyeluruh kepada orang tua agar merasa tenang dan yakin anak-anak mereka berada di tempat yang aman dan layak,” terang Rey Suwigtyo.
Program Sekolah Rakyat sendiri merupakan upaya pemerintah dalam menyediakan akses pendidikan layak dan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga rentan di Kota Probolinggo untuk mencetak generasi muda yang berdaya saing dan berkarakter.
Sekolah Rakyat dijadwalkan mulai beroperasi pada 14 Juli 2025. Dalam pengenalan tersebut, para orang tua diajak melihat langsung asrama yang akan ditempati oleh para siswa, termasuk kamar tidur, kamar mandi dalam, dapur, tempat cuci, ruang makan, lapangan olahraga, hingga ruang perpustakaan.
Adapun kamar asrama dirancang untuk tiga siswa per kamar, dengan satu unit asrama terdiri dari dua kamar. Selain fasilitas fisik, para siswa juga akan mendapatkan berbagai perlengkapan sekolah secara gratis, seperti seragam, sepatu, laptop, serta kebutuhan lainnya untuk menunjang kegiatan belajar.
Untuk sementara, Sekolah Rakyat menggunakan fasilitas pinjam pakai di Rusunawa serta ruang kelas di SDN Mayangan 4. Ruang kelas tersebut telah direnovasi dan akan digunakan untuk menampung 25 siswa per kelas. Rey menambahkan bahwa dalam waktu dekat, Pemerintah Pusat direncanakan membangun gedung khusus untuk Sekolah Rakyat di Kota Probolinggo, setelah pengajuan lokasi disetujui.
“Jumlah siswa yang diterima sebanyak 100 orang, terdiri atas 50 siswa jenjang SMP dan 50 siswa jenjang SMA. Mereka akan dibimbing oleh 31 tenaga pendidik, yakni 12 guru SMP dan 19 guru SMA. Selain itu, ada 1 kepala sekolah dan 3 pendamping dari Kementerian Sosial yang akan menjadi wali asuh bagi para siswa,” urainya.
Sementara itu, rasa syukur disampaikan oleh salah satu orang tua siswa, Siti Fatimah. Ia mengaku terbantu dengan adanya Sekolah Rakyat, karena dapat meringankan beban ekonomi keluarganya.
“Fasilitasnya bagus dan ruang kelasnya bersih. Saya bersyukur anak saya bisa melanjutkan sekolah ke jenjang SMA tanpa harus memberatkan kondisi keuangan keluarga. Terima kasih atas bantuannya,” ungkapnya. [fir.wwn]