Jatim Fest 2025 yang berlangsung selama lima hari, 1 hingga 5 Oktober 2025 di Exhibition Hall Grand City Mall Surabaya.
Pemprov Jatim, Bhirawa
Dinas Sosial (Dinsos) Jatim kembali menorehkan prestasi membanggakan dalam gelaran Jatim Fest 2025 yang berlangsung selama lima hari, 1 hingga 5 Oktober 2025 di Exhibition Hall Grand City Mall Surabaya.
Pada penutupan acara, Minggu (5/10/2025), Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak menyerahkan langsung penghargaan Best of The Best Product Demonstration kepada Sekretaris Dinsos Jatim Yusmanu SST.
Penghargaan ini diberikan atas keberhasilan Dinsos Jatim menampilkan berbagai inovasi, kreativitas, serta potensi daerah dalam mendukung pembangunan sosial di Jawa Timur.
Yusmanu mengungkapkan rasa syukur dan bangga atas apresiasi tersebut
“Penghargaan ini bukan hanya bentuk pengakuan terhadap kerja keras jajaran Dinsos Jatim, tetapi juga bukti bahwa pendekatan sosial yang inklusif dan kreatif dapat menarik perhatian publik sekaligus mengedukasi masyarakat,” ujarnya.
Dalam ajang tahunan ini, Dinsos Jatim turut memeriahkan kegiatan dengan menghadirkan booth bertema Tendang Stigma Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ).
Tema tersebut diangkat untuk mengikis pandangan negatif masyarakat terhadap ODGJ yang selama ini kerap terpinggirkan dan distigma buruk. Melalui pendekatan interaktif, Dinsos Jatim berupaya menunjukkan bahwa ODGJ memiliki potensi dan kreativitahteraan sosial.
Yusmanu menambahkan bahwa partisipasi Dinsos Jatim dalam Jatim Fest 2025 memiliki misi sosial yang lebih luas.
“Kami ingin mengubah cara pandang masyarakat bahwa ODGJ bukan beban, melainkan individu yang bisa berkarya jika diberi kesempatan dan dukungan yang tepat. Inilah semangat yang kami bawa melalui tema ‘Tendang Stigma ODGJ’,” tegasnya.
Selain kegiatan pameran, Dinsos Jatim juga menghadirkan replika pemasungan sebagai media edukasi bagi pengunjung. Melalui pendekatan ini, masyarakat diajak memahami bahwa praktik pemasungan bus yang layak diapresiasi.
Berbagai kegiatan menarik ditampilkan di booth Dinsos Jatim guna mendukung tema tersebut. Pengunjung disuguhi penampilan langsung dari eks ODGJ, mulai dari pameran kerajinan tangan, drama musikal, hingga penampilan solo singer oleh Dhandy, eks ODGJ asal Bondowoso, serta Abdi, eks ODGJ dari Balai Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PRS PMKS) Sidoarjo Dinsos Jatim.
Suasana booth menjadi hidup dan penuh inspirasi, memperlihatkan bahwa pemulihan sosial dapat melahirkan karya yang membanggakan.
Ragam aktivitas interaktif dilakukan, di antaranya pembuatan batik oleh penerima manfaat UPT Rehabilitasi Sosial Bina Laras (RSBL) Kediri, live music dan kegiatan melukis oleh dua eks ODGJ asal Bondowoso, hingga kegiatan menyulam dari penerima manfaat Balai PRS PMKS Sidoarjo.
Setiap kegiatan dirancang tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media terapi dan pemberdayaan bagi para penyandang masalah kesejakanlah solusi, melainkan bentuk pelanggaran hak asasi yang harus dihapuskan.
Edukasi visual tersebut menjadi daya tarik tersendiri dan mendorong dialog publik tentang pentingnya perlakuan manusiawi terhadap ODGJ.
Dengan keberhasilan ini, Dinsos Jatim tidak hanya membawa pulang penghargaan, tetapi juga meninggalkan pesan kuat tentang inklusi sosial.
Upaya Dinsos Jatim dalam mengedepankan inovasi sosial dan pemberdayaan ODGJ diharapkan menjadi inspirasi bagi instansi lain untuk terus berinovasi dalam pelayanan sosial yang berkeadilan dan berkelanjutan di Jatim. [rac.dre]


