26 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Dinkes Kabupaten Malang Lakukan Penelusuran Kasus Tuberkulosis

Kepala Dinkes Kabupaten Malang drg Wiyanto Wijoyo. foto: cahyono/Bhirawa.

Kab Malang, Bhirawa.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang menegaskan telah melakukan penguatan tracing atau penelusuran kasus Tuberkulosis (TBC). Sedangkan penguatan itu merupakan bentuk komitmen Pemkab Malang dalam penanganan penyakit TBC.

Hal ini, kata Kepala Dinkes Kabupaten Malang drg Wiyanto Wijoyo, Rabu (26/11), kepada wartawan sebagai langkah penguatan untuk melakukan penelusuran penyakit TBC yang menyerang masyarakat Kabupaten Malang. Sehingga TBC tidak hanya menjadi fokus Pemkab Malang dalam penanganan penyakit tersebut, namun juga mendapatkan perhatian khusus Pemerintah Indonesia. Karena Indonesia berada di posisi kedua dunia dengan jumlah pasien TBC tertinggi setelah India. Hal ini disebabkan beberapa faktor yang saling terkait, termasuk beban kasus yang besar, tantangan dalam penemuan kasus, dan upaya pengendalian yang harus terus ditingkatkan. “Berdasarkan laporan Global Tuberculosis Report 2024,” terangnya.

Ditegaskan, laporan Global Tuberculosis Report tersebut mencatat estimasi sebanyak 1,09 juta kasus TBC yang terjadi setiap tahun di Indonesia dan sebanyak 125 ribu penderita TBC meninggal setiap tahun. Sedangkan tantangan terbesar dalam penanganan TBC di Kabupaten Malang yakni proses penemuan kasus baru yang membutuhkan sumber daya besar. Sehingga untuk menemukan satu kasus TBC, itu perlu melakukan pemeriksaan kepada puluhan orang. Dan untuk proses pencarian penderita TBC, tentunya membutuhkan tenaga, waktu, serta fasilitas pendukung yang tidak sedikit.

Berita Terkait :  SRPB Jatim Fasilitatori SPAB di SMPN 3 Kertosono Kabupaten Nganjuk

Wiyanto menyebutkan, Kabupaten Malang memiliki wilayah dan jumlah penduduk terbesar kedua di Jawa Timur (Jatim). Sehingga proses tracing membutuhkan upaya yang lebih masif dan terstruktur. Pemerintah Pusat telah menargetkan penemuan 900 ribu penderita TBC hingga akhir 2025, yang mana bagian dari percepatan eliminasi TBC secara nasional. Dan untuk mencegah penyakit TBC di Kabupaten Malang, maka Dinkes menerapkan enam strategi khusus untuk menangani TBC secara komprehensif.

“Percepatan deteksi dini membutuhkan dukungan peralatan seperti X-Ray dan Tes Cepat Molekuler yang berfungsi memberikan hasil lebih cepat dan akurat,” tuturnya.

Menurutnya, ada enam strategi dalam penanganan TBC, yakni meliputi penguatan komitmen daerah, peningkatan promotif–preventif, pelibatan mitra kerja, intensifikasi pelayanan kesehatan, percepatan penemuan kasus melalui tracing masif, serta pemanfaatan teknologi untuk mendukung deteksi dan pemantauan. Sedangkan tracing dilakukan melalui pemeriksaan sampel dahak atau metode Basil Tahan Asam (BTA) sebagai langkah pengujian awal.

Untuk itu, pihaknya mengusulkan pengadaan 28 unit Tes Cepat Molekuler untuk tahun 2025, hal ini sebagai fasilitas kesehatan di masing-masing Puskesmas agar masyarakat bisa melakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencegah penyakit TBC.

Dikesempatan itu, Wiyanto menerangkan, satu unit Tes Cepat Molekuler harganya mencapai Rp 600 juta-Rp 700 juta, sehingga membutuhkan dukungan anggaran dari Pemerintah Pusat. Dengan begitu, penanganan TBC akan lebih mudah jika kasus awal segera ditemukan, sehingga pengawasan terhadap konsumsi obat dan pembatasan interaksi bisa diterapkan secara ketat.

Berita Terkait :  Sambut Ramadan, PDIP Jatim Bagikan 500 Takjil Setiap Hari

“Untuk mengobati penyakit TBC pasien harus disiplin dalam mengonsumsi obat, hal itu menjadi kunci keberhasilan penyembuhan sekaligus mencegah resistensi obat yang dapat memperpanjang masa pengobatan. Sementara, lebih mudah mengobati orang yang sudah positif menderita TBC daripada menemukan orang yang menderita TBC,” pungkasnya. (cyn.hel).

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru