Gresik, Bhirawa
Problem tingginya angka stunting, jadi perhatian serius Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Gresik. Menggelar diskusi kolaborasi dalam rangka menekan angka stunting, dalam upaya untuk menurunkanya.
Ketua PWI Gresik Deni Ali Setiono mengatakan, bahwa upaya penurunan angka stunting menghadapi tantangan yang kompleks. Mulai dari keterbatasan akses, hingga kendala edukasi dan sosialisasi.
Berdasarkan data bahwa prevalensi stunting di Gresik, pada semester I 2024 masih di angka 15,7 persen. Dan ditargetkan turun hingg angka 10 persen, sebagaimana Perda Nomor 9 Tahun 2023.
“Data masih ada 22 desa di 9 kecamatan, dengan angka prevalensi stunting tinggi. Posisinya, pada ibu miskin, ibu remaja, keluarga terisolasi hingga hambatan tradisi dan budaya,” ujarnya.
Penurunan angka stunting, sebagai jurnalis atau wartawan mempunyai peran yang penting. Salah satunya, dalam hal edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat.
Dan edukasi dan sosialisasi dapat melalui informasi, atau pemberitaan pencegahan stunting. Juga cerita keberhasilan penanganan stunting, sebagai inspirasi dan mendorong lahirnya kebijakan pro stunting.
Ditambahkan Deni Ali Setiyono, bahwa stunting adalah sesuatu yang kompleks. Tidak bisa hanya Dinas Kesehatan atau satu instansi saja, mendorong kolaborasi seluruh stakeholder seperti Dinas Pendidikan. Juga KBPPPA dan lainnya, dalam rangka percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Gresik.
“Diskusi disoroti terkait anomali data prevalensi stunting, dengan kondisi di lapangan. Data yang valid agar penanganan stunting berjalan secara optimal, pencegahan mulai dari anak remaja, pengawasan pemberian vitamin kepada remaja hingga pencegahan pernikahan dini.”pungkas Fais salah satu wartawan muda. [kim.dre]