Kota Madiun, Bhirawa.
Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, Perkutut Katuranggan dianggap sebagai jelmaan para dewa. Siapapun yang memelihara, akan mendapat berkah dan rezeki yang melimpah.
Karenanya, tak heran jika bangsawan pada zaman dahulu memelihara burung ini. Salah satunya, seperti Pangeran Diponegoro. Keistimewaan Perkutut Katuranggan inipun dirawat dengan baik oleh sekelompok warga yang membentuk komunitas Pecinta Perkutut Kota Madiun.
Mengawali bulan Suro, para anggota komunitas pun menggelar ritual yang bertujuan melestarikan alam.
“Hari ini, kami lakukan kegiatan pemandian Perkutut Katuranggan lalu melepasnya ke alam,”kata Anggota Komunitas Pecinta Perkutut Kota Madiun, Slamet Hariyadi saat ditemui, Senin (15/7).
Dengan melepas ke alam liar, diharapkan Perkutut Katuranggan bisa hidup bebas dan berkembangbiak dengan aman. Sehingga, masih ditemui oleh generasi berikutnya di masa depan.
Tak hanya itu, pelepasan Perkutut Katuranggan juga sebagai simbol doa kepada Tuhan Yang Maha Esa dari pemilik burung agar mendapatkan berkah seperti katuranggan yang dimiliki perkututnya.
“Misalnya katuranggan banyu mili, diharapkan membawa rezeki yang melimpah. Juga, katuranggan lainnya yang banyak jenisnya,” jelas Slamet.
Diceritakan oleh Slamet, bahwa tradisi ini akan mulai dijalankan oleh komunitas pecinta perkutut setiap tahunnya. “Tahun ini pertama kali dilakukan. Harapannya, tahun-tahun mendatang akan menjadi tradisi dan dilestarikan,” katanya. [dar.dre]