Kab. Probolinggo, Bhirawa
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo melalui Tim Reaksi Cepat (TRC PB) menyalurkan 6.000 liter air bersih ke Dusun Dulungan, Desa Tulupari, Kecamatan Tiris. Bantuan ini menyasar 80 Kepala Keluarga (KK) atau 240 jiwa yang terdampak kekeringan akibat sumur-sumur warga yang mengering, Jumat (30/5). Bantuan ini disalurkan sekitar pukul 14.15 WIB dan menjadi langkah awal BPBD dalam mengantisipasi dampak lanjutan dari kekeringan.
Kepala BPBD Oemar Sjarief menyebut Desa Tulupari bukan wilayah langganan krisis air, namun kemarau panjang tahun ini menyebabkan penurunan drastis sumber air warga. Sebagai respons awal, BPBD juga akan melakukan asesmen menyeluruh dan merencanakan langkah mitigasi jangka panjang.
“Selain distribusi air, kami juga siapkan pembangunan sumber air alternatif serta edukasi efisiensi penggunaan air,” kata Oemar. Kekeringan telah berdampak pada sanitasi dan kesehatan warga karena terbatasnya akses air untuk kebutuhan harian.
Oemar Sjarief menambahkan, Desa Tulupari termasuk wilayah yang jarang mengalami permintaan air bersih. Namun, musim kemarau panjang tahun ini menyebabkan sejumlah sumur warga mengering, sehingga diperlukan tindakan cepat.
“Desa ini sebenarnya tidak termasuk daerah langganan krisis air. Karena itu, kami akan melakukan asesmen menyeluruh untuk melihat potensi kekeringan ke depan dan tentu akan berkoordinasi dengan instansi lain untuk penanganan lanjutan,” ujarnya.
Oemar menambahkan pihaknya siap membantu masyarakat, tidak hanya melalui distribusi air bersih, tetapi juga dengan pendekatan mitigasi jangka panjang seperti pembangunan sumber air alternatif dan edukasi penggunaan air secara efisien.
“Kekeringan yang terjadi di Desa Tulupari berdampak signifikan terhadap kehidupan harian warga. Selain kesulitan mendapatkan air untuk minum dan memasak, warga juga terpaksa menghemat air untuk mandi dan mencuci yang pada akhirnya dapat memengaruhi kondisi kesehatan dan sanitasi lingkungan,” pungkasnya. (fir.ca)


