Surabaya, Bhirawa
Universitas Negeri Surabaya (Unesa) merayakan disnatalis ke 61 di Graha Sawunggaling Surabaya. Acara disnatalis tersebut Unesa Dua tahun kedepan menargetkan masuk dalam jajaran 400 besar dunia pada THE Impact Ranking, Kamis (18/12).
Rektor Unesa, Prof Nurhasan, mengukapkan bahwa ekosistem pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat di kampusnya telah terbangun dengan baik, terkait dengan pelayanan pada sivitas akademika maupun terkait dengan riset-riset yang berdampak untuk memperkuat kepercayaan publik di level internasional. “Kami sudah selesai dengan tridharma perguruan tinggi, tidak ada persoalan, baik terkait pengajaran, penelitian maupun pengabdian masyarakat,” Jelasnya.
Lanjut Nurhasan mengukapkan akan terus mengejar peningkatan capaian tahunan untuk memperkokoh posisi di tingkat dunia. “Seluruh sivitas akademika diarahkan untuk mencapai target peringkat 400 dunia pada tahun mendatang melalui penguatan riset, kemudian menjalin kemitraan global, jadi kita sudah merancang bagaimana kita memperkuat di publikasi, kemudian pengabdian masyarakat kita juga orientasi kepada program SDGs, dan meningkatkan kemitraan dengan peneliti asing,” Ujar Nurhasan.
Sementara itu, Wakil Rektor III Unesa, Bambang Sigit Widodo, mengatakan memastikan tahun depan akan membuka kelas-kelas joint degree dan double degree.
“Setiap fakultas minimal ada satu program joint degree dan double degree, kemudian ada rintisan kelas internasional, tahun ini sudah dirintis ada 14, tahun depan kita dorong agar mahasiswa asing akan semakin banyak untuk masuk ke UNESA sehingga dalam rangka mendukung international reputation kita akan lebih kuat,” pungkasnya.
Kemudian meningkatkan kualitas layanan akademik, tambah Bambang, jadi misal satu mahasiswa kita pastikan harus lulus tepat waktu, tidak hanya menggunakan skripsi tetapi boleh menggunakan artikel, karya ilmiah, dan seterusnya.
“Selain mengunakan skripsi mahasiwa boleh menggunakan artikel, karya ilmiah, dan nanti ingin wisuda bawa ijazah, ketika wisuda mahasiswa sudah selesai ijazahnya, tidak boleh lagi ada ijazah yang menyusul, wacana bentuk pertambahan usia menjadi titik tolak untuk memperkuat daya saing kampus di kancah internasional,” Imbuhnya. [ren.wwn]


