Sekolah Rakyat Miniatur Pengentasan Kemiskinan
Oleh:
Hilmi Husein, Pasuruan
Menteri Sosial (Mensos) RI, H Saifullah Yusuf (Gus Ipul) melaksanakan dialog Kesejahteraan Sosial dan Sekolah Rakyat (SR) di Gedung Kesenian Darmoyudo, Kota Pasuruan, Sabtu (15/11).
Gus Ipul hadir didampingi Wali Kota Pasuruan, H Adi Wibowo, Bupati Pasuruan HM Rusdi Sutejo, Wakil Wali Kota Pasuruan HM Nawawi, Kadinsos Jatim Restu Novi disambut oleh penampilan rebana, tari tradisional dan paduan suara.
Hingga pembacaan puisi oleh siswa dari tiga Sekolah Rakyat yaitu SRMP 28 Kota Pasuruan, SRT 3 Kabupaten Pasuruan serta SRT 48 Kabupaten Pasuruan.
Salah satu siswa SR, Mainur Shafa (12) dari SRMP 28 Kota Pasuruan membacakan puisi berjudul Terang Kecil dari Pasuruan.
Lampu mulai dipadamkan, suasana mendadak hening ketika Shafa mulai melafalkan setiap bait puisi.
Tampak tidak ada keraguan, Shafa begitu menghayati penampilannya. Peserta pun terharu, bahkan ada yang sampai menitikan air mata.
“Dulu mimpi itu terasa jauh, jauh sekali. Seperti dingin Bromo yang kami dengar, tapi tak pernah kami datangi. Tapi, hari ini di Sekolah Rakyat, mimpi itu rasanya bisa kami sentuh. Seperti bisikan emak yang selalu bilang, anakku sampean wis gedhe,” begitulah Shafa membacakan puisinya.
Tak hanya dihadiri keluarga dan siswa Sekolah Rakyat, acara itu juga turut dihadiri pilar-pilar sosial.
Yakni, Pendamping Rehabilitasi Sosial, Pendamping PKH, Tagana, TKSK, Pekerja Sosial Masyarakat, Karang Taruna, dan Pelopor Perdamaian di Kota dan Kabupaten Pasuruan.
Dalam sambutannya, Gus Ipul menjelaskan bahwa siswa-siswa Sekolah Rakyat inilah yang diberikan atensi oleh Presiden Prabowo. Mereka yang selama ini belum terbawa dalam proses pembangunan.
“Tentu saya sendiri terus terang terharu dengan ide ini. Sebab, ide hanya diperuntukkan bagi mereka-mereka yang belum terbawa dalam proses pembangunan. Anak-anak yang naik ke atas panggung ini adalah anak-anak yang hebat. Anak-anak yang sesungguhnya punya talenta, tapi belum memiliki akses terhadap pendidikan dengan lingkungan yang berkualitas,” tandas Gus Ipul.
Kemudian, Gus Ipul menyatakan Sekolah Rakyat menjadi miniatur dalam pengentasan kemiskinan.
Tak hanya anaknya disekolahkan, melainkan nantinya secara terintegrasi keluarganya mendapatkan program unggulan Presiden Prabowo. Yakni, Orang tuanya akan diberdayakan.
“Ini merupakan program unggulan dari Bapak Presiden. Tak hanya orang tuanya akan diberdayakan, rumahnya juga akan dibantu. Agar lebih layak huni dan orang tuanya nanti jadi anggota Kopdes Merah Putih serta keluarganya dapat Bansos lengkap. Hingga, seluruh keluarganya dapat jaminan kesehatan atau PBI. Tentu juga dukungan makan bergizi gratis dan cek kesehatan gratis yang semuanya ini adalah program unggulan Presiden Prabowo,” papar Gus Ipul.
Kepada Pemerintah Daerah dan Pilar-Pilar Sosial, Gus Ipul menekankan tidak boleh ada penyelewengan dan kecurangan dalam penyelenggaraan Sekolah Rakyat.
“Tidak boleh ada suap-menyuap, tidak boleh ada sogok, menyogok, tidak boleh ada yang titip-titip, untuk menjadi siswa Sekolah Rakyat. Wali Kota tidak boleh titip, Bupati tidak boleh titip, Lurah tidak boleh titip, Camat juga tidak boleh titip, Menteri tidak boleh titip, apalagi pendamping juga,” papar mantan Wagub Jatim dua periode.
Ia menjelaskan saat ini terdapat 166 titik Sekolah Rakyat rintisan yang telah beroperasi di seluruh Indonesia, dan 104 titik lahan telah disiapkan untuk pembangunan Sekolah Rakyat permanen.
Disi lain, tambah Gus Ipul, kepada tenaga pendamping harus bekerja berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Terutama saat melakukan rekrutmen siswa Sekolah Rakyat (SR).
“Karena ujung tombaknya adalah pendamping. Pendamping harus bekerja berdasarkan data. Datanya dilihat dulu baru didatengin. Dan, dia harus di desil 1 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional. Itu ada desil 1 sampai 10, dan yang bisa sekolah disini adalah yang di desil 1, maksimal desil 2,” kata Gus Ipul.
Mantan Wali Kota Pasuruan ini menyatakan saat ini, Kemensos sedang merubah mindset dari perlindungan sosial ke pemberdayaan sosial. Penerima manfaat didukung untuk lebih mandiri dan tidak tergantung kepada Bansos.
Peran pendamping sangat penting dalam hal tersebut. Makanya, ia menargetkan setiap pendamping bisa mengraduasi 10 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) setiap Tahun.
“Para pendamping ingat maksimal 5 tahun terima Bansos. Setelah itu menjadi keluarga yang lebih mandiri,” cetus Gus Ipul.
Gus Ipul berpesan kepada pendamping untuk bekerja dengan lurus dan tidak bermain-main dengan uang negara, apalagi untuk kepentingan bansos.
“Dan kita harus berjanji, sudah tidak waktunya lagi kita mengotak-atik uang negara untuk kepentingan pribadi. Maka saya titip betul kepada teman-temanku para pendamping,” tegas Gus Ipul.
Sementara itu, Wali Kota Pasuruan, H Adi Wibowo bersyukur, karena Sekolah Rakyat bisa dilaksanakan di tiga titik yang berada di Kota dan Kabupaten Pasuruan.
“Tentu sama-sama kita saksikan bahwa hari ini, ternyata ketika negara hadir memberikan fasilitas, memberikan ruang yang sama, bagi mereka-mereka yang selama ini kurang diuntungkan oleh situasi ekonomi. Ternyata mereka punya potensi yang tidak kalah dengan siswa-siswa yang lainnya,” papar Adi Wibowo. [hil.gat]


