Kab Pasuruan, Bhirawa.
Melimpahnya LPG 3 kilogram di Pasuruan Raya membuat stok gas melon aman tanpa antrean. Meski demikian, justru masyarakat mengeluhkan lonjakan harga di tingkat pengecer.
Pantauan dilokasi, saat ini di tingkat pengecer (warung-warung) sudah tembus di angka Rp 21-22 ribu per tabung. Yang artinya, nilai itu jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Misalnya, di sejumlah warung hingga toko-toko klontong di kawasan Sekargadung, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan, harga LPG subsidi yang sebelumnya Rp18.500-Rp19.000 kini melonjak menjadi Rp21.000-Rp22.000 per tabung.
Melonjaknya harga tersebut membuat sebagian masyarakat menyatakan terpaksa membeli. Karena, dipangkalan resmi gas LPG sulit di dapat.
“Dipangkalan biasanya habis, dan terkadang tutup. Sehingga, membeli diarea sekitar dengan harga yang mahal. Sebelumnya membeli gas melon 3 kilogram per tabungnya Rp21.000. Kemarin, juga ada yang jual Rp22 ribu untuk LPG 3 kilogram,” ujar Mustofa, warga Sekargadung, Kota Pasuruan, Rabu (5/2).
Salah satu pedagang eceran menyatakan ada kenaikan harga untuk LPG 3 kilogram. Penyebabnya adalah mereka mendapat pasokan dengan harga lebih tinggi dari pengepul.
“Kita membeli dari orang lain, bukan dari pangkalan langsung. Sehingga, hargnya juga bergerak naik. Secara otomatis, harganya jauh lebih mahal,” kata Sueb.
Sementara itu, Ketua DPC Hiswana Migas Malang wilayah Pasuruan dan Probolinggo, Dwi Hardono, menjelaskan stok LPG 3 kg di Pasuruan masih aman dan tidak ada antrean pembelian.
“Untuk stok LPG 3 kilogram di Pasuruan Raya aman dan terkendali. Dan tentu, tidak ada antrean,” jelas Dwi Hardono.
Salah satu agen LPG di Kota Pasuruan memastikan bahwa mereka tetap menjual sesuai HET, yakni sekitar Rp18 ribu per tabung. [hil.kt]