25 C
Sidoarjo
Friday, January 17, 2025
spot_img

Dewan Nilai Tak Wajar, Peningkatan Kasus DBD di Sampang Berpotensi KLB

Wakil Ketua DPRD Jatim, Sri Wahyuni

DPRD Jatim, Bhirawa
Kabupaten Sampang sedang menghadapi ancaman serius dengan lonjakan drastis kasus demam berdarah dengue (DBD). Berdasarkan data Dinas Kesehatan, 690 kasus telah tercatat sejak Januari hingga November 2024.

Angka ini meningkat tajam dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menandakan adanya situasi yang tidak wajar.

Wakil Ketua DPRD Jatim, Sri Wahyuni, S.Kep., Ns., menilai lonjakan ini berpotensi untuk dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Menurutnya, KLB dapat ditetapkan jika peningkatan kasus mencapai 2-3 kali lipat dari angka normal.

“Kondisi ini sangat mengkhawatirkan, terutama karena musim penghujan menciptakan genangan air yang menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti,” ujarnya saat dikonfirmasi Bhirawa, Kamis (19/12).

Sri Wahyuni menegaskan perlunya langkah lebih tegas dari pemerintah daerah. “Kita harus bergerak cepat untuk melindungi masyarakat. Penetapan KLB bisa menjadi langkah awal untuk memastikan alokasi sumber daya yang cukup,” katanya.

Selain itu, masyarakat diharapkan lebih sadar pentingnya pencegahan, seperti menjaga kebersihan lingkungan, menggunakan kelambu, dan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala DBD.

Dengan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan lonjakan kasus DBD ini dapat segera diatasi dan dampak besar yang dirasakan masyarakat dapat diminimalkan.

Selain tekanan pada sistem kesehatan, masyarakat juga menghadapi beban ekonomi yang signifikan. Biaya pengobatan DBD yang tidak murah serta kehilangan produktivitas kerja membuat banyak keluarga terpukul secara finansial.

Berita Terkait :  Workshop Fotografi Jurnalistik, JAPFA Kembali Gelar AKJJ 2024

Sebelumnya, lonjakan kasus DBD telah memberikan dampak besar bagi masyarakat. Plt Direktur RSUD dr. Mohammad Zyn mengungkapkan bahwa mayoritas pasien yang dirawat di rumah sakitnya adalah anak-anak.

“Sejak 1 hingga 12 Desember saja, kami sudah merawat 80 pasien baru. Banyak dari mereka membutuhkan perawatan intensif,” jelasnya.

Kabid Penanggulangan Penyakit Menular Dinkes Sampang, Syamsul Hidayat, menyebut cuaca ekstrem dan rendahnya kesadaran masyarakat akan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai faktor utama. Genangan air selama musim hujan menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.

Pj Bupati Sampang, Rudi Arifianto, mengimbau masyarakat untuk aktif melakukan pencegahan melalui gerakan 3M: menguras, menutup, dan mengubur. “Selain itu, kami sudah melakukan pengasapan (fogging) dan membagikan abate kepada masyarakat di wilayah rawan,” katanya. [geh.gat]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img