Oleh :
Jusrihamulyono A.HM
Trainer Pelatihan Pembentukan Kepribadian dan Kepemimpinan (P2KK) PUSDIKLAT Pengembangan SDM UMM
Di awal jabatan presiden Prabowo Gibran, ada salah satu kegiatan yang berbeda dengan presiden sebelumnya di awal periode. Pembekalan Kabinet di Akmil Magelang itulah programnya. Pembekalan di angkatan militer menjadi sorotan masyarakat Indonesia untuk kabinet merah putih. Program yang sedikit dipandang unik dan menjadi harapan masyarakat agar kepemimpinan tersebut terwujud secara nyata. Beragam komentar di dunia nyata mulai dari yang mendukung serta pandangan yang netral hingga pandangan yang masih menganggap negatif.
Persepsi masyarakat yang luas akan kegiatan tersebut menuai pro dan kontra yang beredar di dunia maya hingga dunia nyata. Di sisi lain ada yang bersikap netral pada kegiatan ini dan ada pula yang masih pesimis akan efektivitas kegiatan ini dalam mendukung program kabinet tersebut. Sebagai masyarakat Indonesia tugas utama tidak kita lepas dengan bagaimana memberikan dukungan pada kepemimpinan yang benar dan memberikan kritikan pada kepemimpinan yang keliru.
Kegiatan yang dilakukan tiga hari menjadi upaya dalam melaraskan visi dan misi kabinet merah putih tanpa adanya rasa khawatir. Al hasil kegiatan tersebut mendapat rangsangan yang positif di tengah masyarakat luas. Belum lagi pasca para menteri digembleng, wartawan serta media pun berbondong-bondong untuk mencari informasi akan efektivitas kegiatan tersebut. Interview di media sosial hingga berita tv nasional menjadi wadah para menteri menggambarkan ilustrasi proyek kedepannya dan menjadi konsumsi masyarakat dalam mengawal kepemimpinan kabinet merah putih.
Mendesain Identitas
Bermalam di tenda, makan malam, parade senja, serta senam dapat berorientasi kepentingan pribadi pemimpin dalam mendesain gaya kepemimpinan kabinetnya. Prabowo mencoba mendesain filosofi pelatihan khusus kabinet merah putih dengan nuansa kemiliteran agar menciptakan jiwa yang bekerja tanpa tanda jasa sebagaimana dengan perjuangan para nenek luhur dalam melawan penindasan sosial terhadap masyarakat nusantara. Keinginan demikian menjadi cikal bakal dalam kepemimpinan presiden periode tersebut agar berfokus pada pelayan publik yang bijaksana.
Pentingnya membangun persepsi yang sama dalam menilai kebutuhan nasional menjadi cikal bakal dalam pembekalan di adakan di angkatan militer yang tidak lepas dari kesan bahwa lokasi tersebut roh dari jiwa bangsa yang merdeka. Posisi menteri dan para wakil sebagai cerminan pondasi kesejahteraan masyarakat, hal inilah sebagai penekanan dalam model pidato Prabowo agar para pemimpin memiliki identitas integritas, loyalitas, kerja totalitas dan ikhlas.
“Ikan Membusuk dimulai dari kepalanya”, demikianlah untaian Pak Prabowo dalam pidato perdananya yang menggambarkan warna keseriusan dalam mengeraskan suara kepentingan rakyat melalui tangan para pemimpin. Memang belakangan ini, tugas terberat adalah menjaga kemurnian hati para pemimpin dari sikap pengkhianatan berupa korupsi. Hedonisme yang menghantui para pejabat menjadi cikal bakal kesewenangan kekuasaan yang mengakibatkan nilai integritas luntur dan hanya meninggalkan janji manis.
Problem utama yang merusak citra kepemimpinan bangsa di mata masyarakat akibat dari hilangnya moralitas petingginya. Penemuan tindakan korupsi di awal kepemimpinan Prabowo menjadi alarm keras akan nilai etika. Ironisnya sindikat korupsi dilakukan oleh para penegak hukum yang justru mendapat penilaian negatif masyarakat di tengah presiden yang sedang berjuang dalam mensejahterakan penegak hukum serta para pekerja honorer dalam pendidikan. Keadaan ini penting monitoring ketegasan dari panglima tertinggi yaitu Pak Prabowo.
Pelatihan bermodelkan akademi militer yang inisiatif dari Pak Prabowo sebagai upaya kabinet merah putih tersebut termotivasi akan jiwa nasional para menteri dan wakil menteri agar memposisikan dirinya sebagai masyarakat tanpa harus merasa fasilitas negara harus dimiliki. Dengan demikian pendidikan singkat militerisasi berperan dalam mendesain bangunan kepemimpinan dengan value kepekaan rasa empati oleh para pejabat negara terhadap masyarakatnya yang menginginkan kemakmuran dan kesejahteraan dapat terealisasikan.
Power Team
Power team istilah yang coba diramu oleh Pak Prabowo bersama kabinetnya agar menjadi tim yang kuat. Terinspirasi sistem kerja sepak bola, dimana setiap sektor memiliki tugas, kerja yang semua anggota bergerak seiring. Dari sini power team sejalan dengan falsafah pancasila dan instrumen pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 itulah makna akan keberadaan seorang pemimpin. Keutuhan bangsa disetir berdasarkan urgensi regulasi kepentingan umum. Singkatnya, Pemimpin yang pro rakyat merekalah yang berdiri di depan serta tanpa khawatir raga dan nyawa siap dipersembahkan demi kepentingan masyarakatnya dan keutuhan wilayah nasionalnya.
“Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing” peribahasa yang cocok menggambarkan keuntungan dari kerja sama dalam melakukan tugas negara khususnya menyukseskan program yang sudah disepakati dalam periode lima tahun. Pak Prabowo menginginkan kabinet ada kolaborasi elemen dengan yang mendekatkan hubungan interpersonal. Prabowo mengharapkan adanya aura cinta tanah air, patriotisme, serta semangat juang para pahlawan dapat dijadikan pijakan dalam melayani masyarakat.
Menjalankan misi visi nasional, selayaknya dibutuhkan komitmen serta kerja keras demi pelayanan yang prima tanpa mengakali sebuah kekuasaan yang dapat mencederai batang tubuh UUD 1945 serta Pancasila. Olehnya itu, semoga lembaran baru kepemimpinan pak Prabowo beserta jajarannya melalui penggemblengan merah putih ini dapat tumbuh nilai luhur perjuangan pahlawan tanpa tanda jasa yang berkonotasi pada pengabdian masyarakat.
Pada akhirnya, kinerja dengan desain power team terkandung dari fungsi dan sekaligus lahirnya bangsa Indonesia, yaitu “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial”. Dari penulis ingin mengungkapkan makna pro rakyat ala pelatihan kepemimpinan kabinet merah ini, menjadi krusial untuk membekali jiwa kebangsaan para pengabdi masyarakat untuk bekerja tulus serta totalitas.
———— *** —————-