25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Demi Kemanusiaan, Dua Mahasiswa Palestina Pilih Spesialis Bedah Saraf Unair


Surabaya, Bhirawa
Membawa misi kemanusiaan, Ahmed Eliaan Syakir Abuajwa dan Ibrahim M. M. Abusalem memilih menempuh pendidikan kedokteran di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR).

Dua mahasiswa asal Palestina ini resmi memulai pendidikan jenjang spesialis di UNAIR. Ahmed mengambil Program Studi Spesialis Ilmu Bedah Saraf, sementara Ibrahim menempuh Program Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik. Biaya pendidikan pun didapat dari hasil beasiswa yang disediakan Kemenkes.

Kesempatan ini, menurut Ahmed sebuah kebanggaan besar, karena bisa belajar di salah satu pusat pendidikan terbaik di Indonesia untuk bidang bedah saraf. Motivasi terbesarnya melanjutkan pendidikan dokter adalah karena negara tercintanya sangat membutuhkan kehadiran dokter bedah saraf. “Kami di Gaza sangat membutuhkan ahli di bidang ini,” ujarnya, Senin (11/8).

Ia menyadari perjalanan ini bukan sekadar keluar untuk belajar, tetapi juga berarti meninggalkan Gaza untuk waktu yang lama hingga ia benar-benar lulus. “Saya tidak akan kembali ke Palestina sebelum selesai dan membawa bukti kelulusan,” tegasnya.

Hal itu ia lakukan karena memahami situasi di sana yang sulit diprediksi. Kondisi di Gaza saat ini, menurutnya, sudah diketahui dunia, krisis kemanusiaan, kelaparan, kekurangan air, serta kerusakan parah pada infrastruktur. Rumahnya telah hancur, begitu juga rumah sakit, sekolah, dan masjid di sekitarnya. Meski demikian, ia tetap menjaga komunikasi dengan keluarganya yang kini berada di pengungsian.

Berita Terkait :  Bupati Sidoarjo akan Berangkatkan 1.342 Atlet dan Pelatih ke Porprov IX Jatim

Ahmed menceritakan bagaimana kondisi akses komunikasi yang terbatas. Namun keluarganya selalu memberikan semangat agar ia terus melanjutkan pendidikan, bahkan meminta Ahmed untuk tidak mengkhawatirkan mereka.

Mahasiswa Palestina lainnya yakni, Dr Ibrahim. Ia datang ke Surabaya berbekal beasiswa dari Kementerian Kesehatan dan memilih Universitas Airlangga bukan hanya karena reputasinya yang tinggi, tetapi juga karena kualitas pengajaran dan kedisiplinan para pengajarnya. “Ini merupakan keistimewaan bagi saya untuk bisa menjadi pelajar di universitas ini,” kata Ibrahim.

Perjalanan pendidikannya panjang. Ia lulus dari Fakultas Kedokteran di Mesir pada 2018, lalu bekerja di Mesir, Gaza, dan Palestina. Ia juga sempat menempuh pendidikan di Jerman, sebelum akhirnya melanjutkan studi spesialis di UNAIR, Surabaya. Tak jauh berbeda sari Ahmed, motivasi utamanya adalah negara tercintanya yang membutuhkan keahlian ini.

Saat lulus, ia ingin kembali membawa pengetahuan tersebut untuk membantu rakyatnya. Baginya, keuntungan pribadi bukanlah prioritas. Ketika pertama kali tiba di Indonesia, ia sudah sempat singgah di Jakarta. “Di sana, banyak dokter membantunya beradaptasi, mulai dari mencarikan tempat tinggal hingga menjelaskan sistem pendidikan di sini,” cerita Ibrahim.

Ahmed dan Ibrahim memiliki satu visi yang sama, kembali ke Gaza untuk mengabdi dengan ilmu yang mereka bawa. Bidang bedah saraf yang mereka tekuni adalah cabang kedokteran yang sangat rumit dan memerlukan dedikasi penuh. Keahlian itu dibutuhkan untuk menangani kasus-kasus berat seperti cedera kepala akibat kecelakaan, trauma perang, ledakan, maupun cedera pada tulang belakang.

Berita Terkait :  BPRS Pertama di Jawa Timur, Bank Sampang Luncurkan e-Wallet dengan Berbagai Fitur

Mereka menyadari jalan yang ditempuh penuh tantangan, mulai dari meninggalkan keluarga di tengah krisis, beradaptasi di lingkungan baru, hingga mempelajari bidang yang sangat kompleks. Namun, semangat untuk membangun kembali Gaza dengan ilmu yang mereka kuasai membuat mereka terus maju. [ina.wwn]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru