Oleh :
Achmad Basir, Kab Bojonegoro
Langkah Array Arasy Firdaus Kemal terasa istimewa saat menapaki arena International Youth Robot Competition (IYRC) 2025 di Shenzhen, China. Di tengah persaingan ketat peserta dari berbagai negara, siswa asal Bojonegoro itu berhasil membuktikan kemampuannya dengan meraih dua medali perunggu, sekaligus mengharumkan nama Indonesia di ajang robotik internasional yang berlangsung pada 20-21 Desember 2025.
Bersama tim robotik SMK Mutu Gondanglegi Malang, Array tampil meyakinkan dalam sejumlah kategori bergengsi. Ia berkompetisi bersama Anggi Pramudita dan Pradipa Raditri Haryanto, mengandalkan kecermatan desain, ketepatan pemrograman, serta strategi robotik tingkat lanjut. Hasilnya, kerja keras tim tersebut berbuah prestasi yang membanggakan.
Bagi Array, capaian ini bukanlah sesuatu yang diraih secara instan. Proses panjang penuh disiplin, latihan intensif, dan evaluasi berulang menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan mereka menuju Shenzhen.
Dukungan guru pembina yang konsisten mengasah kemampuan teknis siswa, mulai dari desain hingga pemrograman robot, turut menjadi kunci keberhasilan.
Sebagai siswa SMK sekaligus santri, Array mengaku bangga dapat membawa nama daerah asalnya, pesantren, dan Indonesia ke panggung internasional.
“Prestasi ini tidak lepas dari bimbingan guru pembina dan doa orang tua saya. Saya sangat bersyukur bisa membawa pulang dua medali dan mengharumkan nama Bojonegoro,” ungkapnya.
Kebanggaan serupa dirasakan keluarga. Zamroni, ayah Array, menyebut keberhasilan putranya sebagai bukti bahwa anak pesantren mampu bersaing di bidang teknologi modern.
Menurutnya, ajang ini bukan semata soal kemenangan, tetapi tentang kepercayaan diri dan kesempatan bagi generasi muda untuk menunjukkan potensi terbaiknya.
Prestasi Array menjadi bagian dari capaian besar tim robotik SMK Mutu Gondanglegi yang juga merupakan santri (PEM) Pesantren Enterpreneur Muhammadiyah Gondanglegi. Pada ajang IYRC 2025, tim tersebut berhasil meraih enam medali, terdiri dari satu perak dan lima perunggu.
Medali tersebut diraih oleh Anggi Pramudita (satu perak dan satu perunggu), Pradipa Raditri Haryanto (dua perunggu), serta Array Arasy Firdaus Kemal (dua perunggu).
Keberhasilan ini terasa semakin bermakna mengingat ketatnya persaingan dengan peserta dari Korea Selatan, Hong Kong, Vietnam, Thailand, Singapura, hingga Kamboja. Namun dengan persiapan matang dan semangat pantang menyerah, tim SMK Mutu mampu menunjukkan performa terbaik.
Lebih dari sekadar torehan medali, kisah Array menjadi gambaran bahwa potensi daerah dan pesantren memiliki ruang besar untuk berkembang di dunia sains dan teknologi.
Dari Bojonegoro hingga Shenzhen, prestasi ini diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk terus bermimpi, belajar, dan berani melangkah ke panggung dunia. [bas.gat]


