Bojonegoro, Bhirawa.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menggelar kegiatan sosialisasi pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika (P4GN) serta antisipasi premanisme, bertempat di Pendopo Malowopati, Bojonegoro, Kamis (3/7)..
Acara ini dibuka langsung oleh Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono dan dihadiri oleh perwakilan Komisi A DPRD Jatim, BNNP Jawa Timur, Polda Jatim, serta berbagai unsur masyarakat seperti ormas, tokoh agama, pemuda, dan perwakilan dari sejumlah kecamatan di Bojonegoro.
Dalam sambutannya Kabid Eksosbud Bakesbangpol Provinsi Jawa Timur, Agus Imantoro yang mewakili Kepala Bakesbangpol Jatim Edi Supriyanto, menyampaikan narkoba dan premanisme merupakan dua ancaman serius yang harus ditangani secara bersama dan berkelanjutan.
“Saat ini terdapat 25 desa di Jawa Timur yang masuk kategori bahaya narkoba dan 944 desa yang masuk kategori waspada. Ini kondisi yang harus segera ditangani secara kolaboratif,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan narkoba dan aksi premanisme tidak hanya merusak generasi muda, tetapi juga mengancam stabilitas keamanan dan menghambat masuknya investasi ke daerah.
Sementara itu, Bupati Bojonegoro Setyo Wahono menyampaikan apresiasi kepada Pemprov Jatim atas inisiatif pelaksanaan sosialisasi yang menyentuh langsung akar persoalan di masyarakat. Ia mengingatkan bahwa dampak narkoba sangat luas, bahkan lintas generasi.
“Saya membaca sebuah literatur bahwa anak dari pengguna narkoba berisiko tinggi lahir dengan IQ rendah. Ini bukan sekadar persoalan pribadi, tapi ancaman terhadap masa depan bangsa,” ujarnya.
Bupati juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjadi garda terdepan dalam memerangi narkoba dan premanisme. Ia menekankan pentingnya keterlibatan aktif dari tokoh agama, LSM, ormas, pemuda, hingga aparat penegak hukum.
“Permasalahan ini tidak bisa diselesaikan sendiri. Harus kita hadapi bersama, secara kolektif,” tegasnya.
Acara ini menghadirkan narasumber dari BNNP Jawa Timur, Direktorat Kriminal Umum Polda Jatim, serta tokoh-tokoh masyarakat yang aktif dalam gerakan antinarkoba dan keamanan lingkungan.
Melalui kegiatan ini, Pemprov Jatim menargetkan lahirnya kader-kader penyuluh di tingkat lokal yang mampu menjadi agen edukasi dan perubahan di masyarakat. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari rangkaian enam wilayah sosialisasi P4GN, termasuk daerah rawan seperti Malang, Pamekasan, Jember, dan Madiun. [bas.kt]


