Bupati Situbondo, Mas Rio saat memaparkan triple helix Kamis (2/10).n sawawi/bhirawa
Situbondo, Bhirawa
Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo, menegaskan komitmennya dalam menerapkan model Triple Helix sebagai strategi utama untuk mendorong pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Situbondo.
Pendekatan kolaboratif antara pemerintah, kampus, dan dunia usaha ini dianggap sebagai kunci untuk mengatasi tantangan ekonomi pembangunan, termasuk target penurunan angka kemiskinan Situbondo dari 11 persen menjadi 9 persen.
Bupati yang akrab disapa Mas Rio itu berpendapat, ‘Triple Helix’ bukan sekadar kerangka teoritis, melainkan instrumen praktis yang dapat memanfaatkan sumber daya masing-masing pihak.
“Pemerintah menyediakan regulasi dan anggaran, kampus menghasilkan inovasi dan data berbasis riset, sementara dunia usaha membawa investasi dan implementasi lapangan,” ujar Mas Rio Kamis (2/10).
Mas Rio menjelaskan peran pemerintah sebagai fasilitator utama dalam sinergi ini. Ia menyebutkan bahwa Pemkab Situbondo telah menyiapkan program Vorsa UMKM, yakni insentif bagi pelaku usaha kecil menengah (UMKM), seperti pembebasan bunga dan biaya administrasi perbankan, untuk mendorong keterlibatan dunia usaha.
“Kami tidak ingin pembangunan hanya bergantung pada APBD. Melalui Triple Helix, pemerintah bisa menggalang kemitraan yang lebih luas, sehingga program yang kita kerjakan punya outcome yang jelas,” sebut Mas Rio.
Mas Rio juga menyampaikan rasa syukurnya atas kemajuan kerjasama dengan kampus.
“Saya bersyukur sekali bisa bekerjasama (MoU) dengan kampus FISIP Universitas Jember. Ini seperti pulang ke rumah sendiri, di mana ilmu yang saya dapat dulu kini bisa saya balikkan untuk masyarakat Situbondo. Kolaborasi ini akan menghasilkan dampak nyata, bukan hanya dokumen,” terang Mas Rio.
Langkah ini sejalan dengan visi Mas Rio-Mbak Ulfi untuk memperbaiki Situbondo yang menargetkan peningkatan kesejahteraan melalui kebersamaan lintas berbagai sektor.n (awi.dre)


